Bogor (Pendis) - "Menteri Agama memberikan perhatian besar untuk mewujudkan sistem pelayanan terpadu di lingkungan Kementerian Agama," terang Prof. Moh. Isom Yusqi, M.Ag (Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam) di hadapan para peserta Workshop Review SOP Ditjen Pendidikan Islam, Rabu, 1 Juni 2016 di Hotel Salak Heritage, Bogor. Acara tersebut akan berlangsung selama 3 (tiga) hari, yakni pada 1-3 Juni 2016.
Workshop Review SOP dibuka secara resmi oleh Isom Yusqi sekaligus membuka acara Sosialisasi Anugerah Konstitusi Tahun 2016. Dua kegiatan tersebut diselenggarakan pada waktu yang bersamaan tetapi dengan ruangan dan peserta yang berbeda. Peserta Workshop Review SOP adalah perwakilan dari tiap-tiap unit eselon II pada Ditjen Pendidikan Islam yang akan dibagi ke dalam empat kelompok untuk mereview seluruh SOP yang ada.
H. Aceng Abdul Aziz, M. Pd (Kabag Ortala dan Kepegawaian) menerangkan bahwa arti penting dari SOP adalah untuk meningkatkan pelayanan. Dengan prosedur kerja yang jelas dan terukur akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pegawai. "Sudah menjadi tugas Bagian Ortala dan Kepegawaian untuk menjalankan program-program yang bermuara pada terwujudnya good government," tuturnya.
Isom Yusqi menilai bahwa kendala yang ada pada Ditjen Pendidikan Islam adalah pada aspek pengimplementasian SOP. "Kita jago menyusun SOP, tetapi lemah dalam pelaksanaannya," tegasnya di hadapan para peserta workshop. Padahal, jika seluruh unsur pada Ditjen Pendidikan Islam komitmen untuk mengikuti SOP maka peningkatan pelayanan akan terwujud.
Terwujudnya sistem pelayanan terpadu sangat ditekankan oleh Menteri Agama. Melalui penerapan pelayanan terpadu akan mampu menyederhanakan alur birokrasi yang berbelit-belit, serta akan mampu menghindari penyimpangan-penyimpangan.
Perbaikan terhadap sistem terus dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas kinerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam.
(nanang/dod)
Bagikan: