Tarakan (Pendis) - Ditjen Pendidikan Islam melalui Bagian Perencanaan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Tenaga Perencanaan Program Pendidikan Islam di Tarakan pada 7 s.d 10 Juni 2017. Ini kali ke lima, setelah sebelumnya dilakukan kegiatan serupa di Mataram NTB, Kendari Sulawesi Tenggara, Medan Sumatera Utara dan Mamuju Sulawesi Barat. Kegiatan ini melibatkan para pejabat dan tenaga perencana di lingkungan Kanwil Kemenag Propinsi Kalimantan Utara, Kankemenag Kabupaten/Kota dan Madrasah Negeri se-Kalimantan Utara, perwakilan dari Kanwil Kemenag Propinsi Kalimantan Timur dan Ditjen Pendidikan Islam Pusat.
Urgensi dilaksanakannya kegiatan ini sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana Kegiatan Muhammad Arief Fatullah, S.Pd.I (Kasubag Perencanaan & Anggaran KSKK dan GTK Madrasah) adalah karena propinsi Kalimantan Utara sebagai propinsi termuda di Indonesia yang baru lahir di tahun 2016 sehingga kebutuhan akan peningkatan kapasitas perencanaan program pendidikan Islam khususnya di satker-satker di propinsi Kalimantan Utara sangat tinggi.
Hal ini juga diamini oleh Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Propinsi Kalimantan Utara, Hamzah S.Ag dalam arahannya pada pembukaan kegiatan Bimtek tersebut di Tarakan (7/6). "Kami memang sangat membutuhkan karena di tempat kami belum pernah mendapatkan bimtek seperti ini selama ini, baik di tingkat sekjennya maupun di tingkat eselon 1 nya. Secara khusus tujuannya supaya pengelolaan anggaran tepat sasaran, dan sesuai ketentuan dan sekaligus menguatkan opini WTP kita ke depan," tutur mantan Kasubag TU Kankemenag Kabupaten Nunukan ini dengan nada antusiasme yang tinggi.
Hamzah pun mengungkapkan adanya rencana program/kegiatan ke depan khususnya di bidang pendidikan di Kalimantan Utara yaitu keinginan untuk membentengi daerah Kalimantan Utara dengan pendidikan agama melalui Program Anak Soleh (PAS). "Dengan adanya para pemangku kepentingan khususnya Ditjen Pendis ini yang sesuai dengan keinginan-keinginan kita bersama mewujudkan nawa citanya presiden kita dan keinginan dari Kementerian Agama dan pemerintah provinsi Kalimantan Utara yang ingin Kaltara ini dinaungi pendidikan agama, membentengi daerah ini dengan pendidikan agama," papar Hamzah.
Secara teknis lanjut Hamzah, PAS itu akan dikembangkan oleh Kepala Bidang Pendidikan, dan desainnya sudah ada, Harapannya PAS itu akan ada di setiap jenjang dari RA sampai jenjang yang lebih tinggi. Sehingga nantinya outputnya bukan hanya anak yang berakhlak, tapi anak yang soleh.
Kaitannya dengan perencanaan dan penganggaran, Hamzah yang juga pernah menerima penghargaan Terbaik Pertama Pelaporan Mingguan Kerukunan Umat Beragama Se-Kaltim dan Kaltara tahun 2015 ini, berharap mudah-mudahan program tersebut bisa sinkron dan sinergi dengan program pendidikan Islam di Pusat dan diiringi dengan penganggarannya.
Kepala Bidang Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Propinsi Kaltara Syapriansyah Alie menyampaikan hal yang senada dengan Kabag TU Kanwil Kemenag Propinsi Kaltara. Dalam paparannya dihadapan peserta bimtek perencanaan, Syapriansyah Alie pun mengungkapkan filosofi dari gagasan program anak soleh (PAS).
"Dalam khasanah pendidikan Islam, kata-kata soleh sudah mewakili seluruh kualitas yang ingin kita tuju, yang ingin kita kembangkan, yang ingin kita produksi, karena di dalam pendidikan Islam, cukup dengan soleh. Nah ini yang ingin dikembangkan di Kaltara, yang disesuaikan dengan kondisi geografis kita," tutur lelaki kelahiran Tarakan ini.
Menurut Syapriansyah, salah satu rencana teknis yang akan digulirkan adalah dengan mewujudkan madrasah terpadu mulai jenjang RA, MI, MTs dan MA dalam satu lokasi.
"Jadi salah satu untuk menjawab itu adalah menggabungkan mulai RA s.d MA dalam 1 lokasi dalam 1 pulau. Lalu bagaimana strukturnya,seperti halnya di Turki karena lahan memang sangat sempit jadi membuatnya dengan 1 bangunan tetapi disusun dengan 6 s.d 7 lantai. Kalau untuk kepentingan pendidikan minimal harus 5 lantai. Karena 4 tingkat, RA, MI, MTs dan MA maka akan ada 4 bangunan," ungkap pejabat eselon 3 di bidang pendidikan Islam ini
Di akhir paparannya, mantan Kepala Seksi Pendidikan Islam Kankemenag Kota Tarakan ini menjelaskan ide PAS yang baik ini perlu dukungan perencanaan dan anggaran yang baik pula. "Intinya bahwa tetap harus melewati perencanaan yang baik, dan juga tergantung dari anggarannya, karena kalau anggarannya tidak ada, apanya yang mau direncanakan, ini artinya apa, itu ada kesinambungan dan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Alangkah baiknya ide-ide seperti ini dapat diterjemahkan dengan perencanaan yang baik dan didukung dengan ketersediaan dana yang mencukupi," pungkas Syapriansyah. (khan/dod)
Bagikan: