Yogyakarta (Pendis) - Pernyataan ini disampaikan oleh orang nomor satu di lingkungan Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Setditjen Pendidikan Islam, Kastolan pada saat memberikan materi di hadapan peserta kegiatan Validasi dan Verifikasi Data Pendidikan Tinggi Islam di Yogyakarta (24/11/2016). Perubahan yang dimaksud Kastolan adalah berkenaan dengan tampilan dan content dashboard data EMIS yang diharapkan bisa lebih baik ke depannya.
Harapan perubahan itu semakin menguat dengan adanya rencana perubahan kelembagaan EMIS Pusat yang akan pecah dari Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi menjadi Eselon III tersendiri pada tahun 2017.
"Saya berharap dengan berubahnya EMIS menjadi unit Eselon III bisa menjadi lebih bagus, data website lebih baik, dashboard juga lebih bagus, dari K/L lain, Kemenkeu, Bappenas juga berharap demikian," singgung mantan Kepala Madrasah Aliyah Insan Cendekia Serpong ini.
Untuk mendukung hal tersebut Kastolan berharap, "Dengan banyaknya ahli IT dari UIN, dan mungkin ada semacam Puskom, mungkin perlu membuka pemikiran untuk kita kerjasama dengan Puskom, kita evaluasi pengelolaan data EMIS selama ini".
"Demikian juga penggunaan data EMIS jangan hanya dikhususkan internal saja, tapi harus dibuka dan menjadi milik publik, sehingga publik bebas untuk mengakses data EMIS tersebut," lanjut Kastolan.
Pada kesempatan tersebut, Kastolan mengakui ihwal peran pentingnya data (EMIS) dalam proses penyusunan perencanaan anggaran sebagai baseline data. Oleh karena itu, ia berharap ada kesepakatan dengan para pimpinan untuk memperkuat data EMIS. "Meski untuk itu harus menempuh langkah-langkah tidak populis, misalnya dalam bentuk menghilangkan kegiatan yang sifatnya pertemuan (kegiatan yang bersifat zona/cluster) dan mengalihkan anggaran dari pusat ke daerah-daerah," ujar pria yang telah 15 tahun berkecimpung dalam dunia pendidikan ini.
Langkah ini dinilai sesuai dengan harapan Kastolan yang ingin diwujudkan yaitu anggaran Ditjen Pendidikan Islam pusat sebaiknya di bawah 1 Trilyun (kisaran 700-an Milyar). "Semangat saya sederhana, di pusat banyak anggaran, sementara di daerah masih ada yang kurang, sehingga perlu dipindahkan ke daerah anggarannya," pungkas Kabag Perencanaan dan SI. (khan/dod)
Bagikan: