Bogor (Pendis) - Dalam arahan pembukaan kegiatan Sosialisasi Jabatan Fungsional Arsiparis, Senin (26/9), Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin, bertanya, Kenapa orang-orang Jepang itu disiplin, tepat waktu, jujur dan seterusnya? Menurutnya, kondisi tersebut bukanlah given atau takdir dari sana, tetapi ada rekayasa sosial yang dilakukan.
Dalam kesempatan berkunjung ke Jepang, Kamaruddin mengamati lebih dalam kenapa hal tersebut bisa terjadi. Salah satu yang dapat dia simpulkan adalah di Jepang terdapat mata pelajaran Moral Education yang diselenggarakan dari mulai pendidikan paling rendah yang hanya 1 (satu) jam pelajaran per minggu.
Mantan Pembantu Rektor di UIN Alauddin Makassar tersebut menguraikan lebih lanjut pernyataannya, bahwa isi dari moral education mencakup bagaimana menghargai diri sendiri.
"Sebagai contoh bahwa bohong, pemalas, dan sifat jelek lain yang menyangkut diri seseorang adalah gambaran tidak menghargai diri sendiri, dan sebaliknya seseorang yang jujur, giat dan lainnya merupakan sikap penghargaan terdap dirinya sendiri," jelas Kamaruddin.
Moral education lanjutnya, juga mencakup bagaimana seseorang menghargai orang lain, sebagai contoh menepati janji, tepat waktu, dan lainnya. Juga bagaimana seseorang menghargai nature (alam), seperti membuang sampah di sembarang tempat.
Moral education tersebut diarahkan untuk membentuk karakter siswa yang dilaksanakan secara simultan antara guru dan orang tua. Itulah yang dikemukakan bahwa pedagogik bukan hanya menjadikan siswa paham, tetapi yang paling penting adalah membentuk karakter.
Sementara, Kabag Umum Setditjen Pendidikan Islam, Nurul Huda, dalam laporannya menyampaikan bahwa sekarang untuk menjabat jabatan arsiparis tidaklah sesulit masa lalu, dan grade jabatan fungsional khusus arsiparis lebih tinggi dibanding dengan jabatan fungsional umum, masihkah tidak menarik?
(eNHa/ra)
Bagikan: