Serpong (Pendis) - Demikian ungkapan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, dalam pengarahan kepada calon master trainer Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) di Hotel Atria Serpong, Kamis (17/05) malam. Proporsional dimaksudkan tidak berlebihan (Tathorruf) dalam melaksanakan ajaran Islam. Hal itu disampaikan mengingat para master trainer dalam PPKB memiliki peran strategis untuk memberikan informasi kepada trainer di tingkat provinsi yang akhirnya berujung pada guru dan siswa.
Mantan Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Makassar tersebut, mengingatkan bahwa kasus peledakan di Surabaya dan beberapa kejadian serupa serta beberapa hasil penelitian yang mengindikasikan adanya guru dan siswa yang memiliki paham intoleran merupakan peringatan dini bagi penanggung jawab pendidikan Islam, yakni mulai dari Dirjen sampai dengan guru dan orang tua.
Dalam pesannya, Doktor jebolan perguruan tinggi ternama di Jerman itu, menegaskan bahwa guru tidak boleh berhenti belajar, baik dalam membaca maupun mengasah pengalaman, selalu meng-upgrade kemampuannya agar mampu mengubah karakter anak menjadi lebih baik. Untuk itu pembelajaran harus menarik dan sesuai dengan perkembangan anak jaman melenial.
Memperhatikan pesan Dirjen tersebut, Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safe`i, menanggapi dengan mengajak kepada calon master trainer untuk "berpikir, menulis apa yang dipikirkan, mengerjakan apa yang ditulis serta menulis apa yang dikerjakan". Selanjutnya, Doktor alumni Universitas Negeri Jakarta itu, mengajak untuk menerapkan 3 (tiga) budaya kepada guru PAI, yakni budaya keberagamaan, budaya akademik dan budaya digital.
Adapun kegiatan Training of Trainer (ToT) Master Trainer dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 20 Mei 2018. (eNHa/dod)
Bagikan: