Jakarta (Pendis) - Siswa Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Gorontalo Hadyan F. Ansori mengukir prestasi internasional, meraih medali perak pada Olimpiade Geografi tingkat Internasional ke-16 atau "16th International Geography Olympiad" (IGeO) 2019 di Hongkong yang diikuti 176 peserta dari 44 negara berlangsung 30 Juli hingga 5 Agustus 2019.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Kamaruddin Amin, prestasi ini merupakan hal menakjubkan dan ini kali pertama Indonesia menjadi juara umum pada ajang Olimpiade Geografi Internasional dan luar biasa bisa bersaing dengan negara hebat lainnya, saat menerima kunjungan silaturahmi Hadyan dan tim olimpiade di ruang kerjanya.
"Selamat saya ucapkan atas prestasi yang berhasil dicapai. Sungguh membanggakan dan terimakasih atas prestasi yang telah dipersembahkan mengharumkan nama negara, terus memotivasi diri memberikan prestasi terbaik untuk negeri tercinta," ujar Kamaruddin.
Selanjutnya, saat Dirjen menanyakan mengenai proses mengikuti olimpiade, Hadyan mengatakan bahwa semua proses dijalani dalam bahasa Inggris baik secara lisan dan tertulis. "Berarti bahasa Inggris Anda bagus sekali, sudah bisa menyampaikan paparan dalam Bahasa Inggris, belajar Bahasa Inggris nya dimana?," tanya Dirjen.
"Saya belajar Inggris melalui kursus dan membaca novel serta melalui games," jawab Hadyan membuat Dirjen tersenyum mendengarnya.
Kementerian Agama siap memberikan beasiswa di lembaga pendidikan tinggi agama baik dalam negeri maupun di lembaga pendidikan agama di luar negeri, sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. "Tinggal disampaikan dan diuruskan saja terkait prestasi yang didapat," ucap Dirjen Pendis.
Kepala Madrasah MAN IC Gorontalo Naim, Rabu (07/08) di Jakarta, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan mengaku bersyukur dengan capaian para siswa itu.
Hadyan menceritakan lebih lanjut proses persiapan lomba sudah dilakukan mulai satu tahun lalu, dengan mendatangkan para alumni dan tenaga profesional di bidang geografi untuk mengajarkan berbagai pelajaran terkait geogafi. Setiap hari Hadyan menghabiskan waktu dengan berlatih mengerjakan soal-soal geografi, biasanya sampai pukul 23.00 sampai 24.00.
"Sebelum berangkat ke Hongkong, kami juga diberi pembinaan oleh asisten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi, seperti Fakultas Ilmu Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB); Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan; Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sebagai rangkaian persiapan lomba," papar Hadyan.
Dikatakan Hadyan, IGeO 2019 berlangsung dalam tiga babak tes, yaitu "Written Response Test" (WRT/tes tertulis), yang mana para peserta mengerjakan tes secara tertulis dalam kurun waktu tertentu. Babak selanjutnya adalah "Fieldwork Test" (FWT/tes lapangan), pada babak ini para peserta turun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi pada daerah tertentu dan pada malam harinya, melakukan analisis perencanaan terhadap daerah yang diobservasi tersebut. Babak terakhir adalah "Multimedia Test" (MMT/Tes Multimedia), di sini para peserta selain mengerjakan soal yang berhubungan dengan geografi, juga soal-soal yang berhubungan denga pancaindra.
Tim Geografi Indonesia yang berhasil meraih juara umum dalam ajang lomba olimpiade geografi itu dengan raihan 2 medali emas dan 2 medali perak. Medali emas diraih oleh Fernando, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Sutomo 1 Medan, dan Fayola siswa SMA Methodist 3 Medan. Sedangkan 2 medali perak diraih oleh Hadyan F. Anshori siswa MANIC Gorontalo dan Agista Kumala Dewi siswa SMA Semesta BBS Semarang. (hikmah/dod)
Bagikan: