Sabang (Pendis) -- Kementerian Agama melaui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memperkuat pemahaman literasi guru dan tenaga kependidikan madrasah di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Kegiatan dilaksanakan di Sabang, 1 – 4 Oktober 2020.
Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat guru dan tenaga Kependidikan Madrasah dengan World Bank dalam rangka Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru, Kepala Madrasah, dan Tenaga Kependidikan Madrasah.
Direktur GTK Madrasah Muhammad Zein menuturnkan, bahwa pelatihan pemahaman literasi bagi guru sangat penting dilaksanakan, agar dapat memberikan bekal untuk meningkatkan pemahaman literasi moderasi beragama kepada para guru dan tenaga kependidikan agar dapat diterapkan di lingkungan madrasah masing-masing.
“Salah satu caranya dengan banyak membaca buku. Dengan membaca buku kita dapat memahami literasi agama dengan sempurna, juga dilengkapi dengan memahami literasi sains dengan baik, sehingga kita bisa mengembalikan kejayaan Islam dan juga memajukan bangsa Indonesia,” tutur Zain saat memberikan arahan secara virtual, Sabtu (03/10).
“Menurut seorang filsuf Buku seperti kapal layar yang melampaui laut/samudra, dengan buku kita bisa terkonek kepada siapapun dan zaman apapun, buku adalah sebagai anugerah, teman setia dan sumber inspirasi” sambungnya.
Selain itu Direktur mengingatkan bahwa tantangan hari ini sangatlah besar, era yang tidak sederhana, dalam hal menanamkan karakter baik kepada anak didik, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, karena membangun generasi yang berkarakter baik dan unggul tidak bisa hanya dilakukan secara daring sebagaimana mata pelajaran, tapi perlu dilakukan dengan tatap muka sehingga para siswa bisa mengambil mencontoh secara langsung.
Kasubbag TU Direktorat GTK Madrasah, M. Sidik Sisdiyanto menjelaskan, Ditjen Pendidikan Islam memilih Aceh sebagai lokus karena merupakan wilayah paling ujung Indonesia bagian barat dan strategis. "Selain Sabang sebagai daerah terluar, ini bentuk apresiasi terhadap provinsi Aceh yang tahun lalu menjadi juara umum kompetisi guru dan tenaga kependidikan madrasah berprestasi tingkat nasional,” katanya.
Sidik menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi GTK Madrasah di daerah perbatasan. Tujuan lainnya adalah memberi support moral bahwa pemerintah hadir dan akan bersama-sama memperbaiki sistem pendidikan, khususnya di daerah perbatasan. Pelatihan ini juga untukm memberikanbekal pemahaman moderasi beragama untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar di madrasah.
“Pemahaman terhadap literasi moderasi beragama pelatihan ini juga dalam rangka meningkatkan kompetensi skill guru dan tendik di daerah perbatasan dengan mengajarkan aplikasi-aplikasi sederhana semisal membuat video pembelajaran menggunakan smartphone,” ujarnya.
Peserta pelatihan ini terdiri dari Kanwil Kemeneg Provinsi Aceh, Kankemenag Kota Sabang, pengawas madrasah, kepala madrasah dan guru madrasah.
(Roji/My)
Bagikan: