Jakarta (Pendis) - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) Ahmad Zayadi didampingi Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said menerima kunjungan para dokter muda lulusan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta di ruang kerjanya di Jakarta, Senin (30/04).
Dalam jamuannya, Zayadi mengingatkan kepada para dokter-santri PBSB agar senantiasa selalu membaktikan hidupnya pada kepentingan kemanusiaan, khususnya bakti mereka terhadap pesantren dan negara.
Menurutnya, dokter lulusan PBSB dituntut untuk tidak hanya sekadar menguasai keilmuan kedokteran saja, akan tetapi harus tetap mendalami ilmu-ilmu keislaman dan nilai-nilai kepesantrenan sebagai instrumen akademik dan metodologis untuk mampu mentransformasikan agama sehingga lebih kontekstual.
"Meski kini telah menjadi dokter muda, namun jiwa santri harus tetap melekat. Menjadi dokter muda yang tawadhu, hormat terhadap orangtua dan guru, serta tetap haus akan keilmuan agama (tafaqquh fiddin)," ujar Zayadi.
Di samping itu, Zayadi juga memberikan peluang untuk dapat melanjutkan pendidikan keprofesian dokter spesialis melalui beasiswa magister dan doktoral, melalui skema Beasiswa Santri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
"Beasiswa Santri ini menjadi kesempatan yang luas bagi lulusan PBSB untuk dapat melanjutkan studinya pada program magister dan doktoral. Mumpung ilmu kedokterannya masih fresh," tambah Zayadi.
Tak henti di situ, sesekali Zayadi mengembalikan memori mereka sewaktu mondok di pesantren, kehidupan dalam lingkup kedisiplinan pesantren, tradisi ngaji dan diskusi kitab kuning (kutubut turats), hingga cara hidup bersosial ala santri.
Di penghujung pertemuan, Zayadi memberikan kitab kuning yang biasa dipelajari di pondok pesantren kepada para dokter-santri. Hal ini dimaksudkan agar dokter-santri PBSB selalu menjaga komitmen pengabdian diri mereka kepada pesantren masing-masing.
Dalam kesempatannya, para dokter-santri muda ini tak hentinya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Kementerian Agama (Kemenag) atas beasiswa yang telah diberikan selama lima tahun belakangan. Mereka masih tidak menyangka dapat menjadi dokter muda saat ini. Terlebih salah satu dari mereka berhasil meraih predikat dokter muda terbaik.
Ahmad Ilyas Saputra yang menjadi wisudawan terbaik menuturkan keberhasilannya ini tidak lepas dari do`a dan dukungan keluarga, Kemenag sebagai pemberi beasiswa PBSB yang selalu intens melakukan pendampingan, serta pondok pesantren Darul Hijrah Banjarmasin tempat ia dulu mengenyam pendidikan agama. (Hery/dod)
Bagikan: