Jakarta (Pendis) -- Direktorat Pendidikan Agama Islam sukses menyusun sebanyak 40 Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi baik pendidikan reguler maupun pendidikan khusus. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Abu Rokhmad, M.Ag, berpesan kepada sekitar 50 orang peserta kegiatan Sidang Penilaian Buku Teks Utama PAI dan Budi Pekerti, Buku Pendamping Pembelajaran PAI pada TK, dan Buku Ajar PAI pada PTU di Jakarta (19/11) mengenai pentingnya transfer of value dalam pembelajaran PAI bukan hanya transfer of knowledge. Alih nilai dalam kegiatan belajar mengajar salah satu penerapannya adalah dengan pembiasaan membaca Al-Qur'an di sekolah, diluar jam pelajaran PAI secara normal.
"Kurikulum Berbasis Toleransi yang di-declare oleh Bapak Menteri Agama memang sudah saatnya pembelajaran agama merupakan tanggungjawab Kementerian Agama dan kita secara totalitas bertanggungjawab atas konten yang bermutu maupun layout dan grafis yang baik. Namun perlu diingat bahwa akan sangat baik apabila ada inisiasi pada pukul NOL pagi hari sebelum jam pelajaran pertama di sekolah dimuai adalah dengan belajar mengaji. PAI is transfer of value not only transfer of knowledge," papar Abu Rokhmad.
Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama, Suyitno menyetujui usulan Direktur Jenderal Pendidikan Islam mengenai pentingnya proses belajar yang juga mementingkan tertanamnya nilai-nilai Islami dalam perilaku keseharian peserta didik, "kemampuan mendidik yang mampu merubah manusia menjadi lebih baik, kita paham bahwa selama ini sebagian besar peserta didik bisa membaca Al-Qur'an bukan dari Guru PAI. Bagaimana transfer nilai hidup kepada siswa dapat berlangsung dan ini menjadi tanggungjawab kita semua di Kementerian Agama, inilah pembelajaran PAI sesungguhnya, tidak hanya tekstual pengetahuan."
Sebagaimana diketahui bahwa di dalam Buku Teks PAI dan Budi Pekerti ini pun terinsersi dengan penguatan tuntas baca Al-Qur'an, "kesuksesan pembelajaran PAI bagi peserta didik agar mampu tuntas membaca Qur'an, karena pembelajaran Al-Qur'an yang bersifat khos, maka insersi ini patut diacungi jempol jika implementasinya berhasil dengan berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah. Dikaji betul bagaimana jika ide besar ini dapat diterapkan di sekolah tanpa menimbulkan friksi atau problematika sosial lainnya," tegas Abu Rokhmad dalam arahannya.
Selain itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia memberikan perhatian lebih kepada keberhasilan Direktur PAI dalam mengembangkan program-program yang lebih memberikan dampak luas semacam Pendidikan Profesi Guru, Griya Moderasi Beragama, dan tahun 2024 ini adalah capaian Buku Teks PAI dan Budi Pekerti seluruh jenjang pendidikan di sekolah.
"Berkaitan dengan buku teks, agar diperhatikan dengan cermat, jangan hanya mempertaruhkan substansi tetapi minim dalam layout dan grafis. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Direktur PAI dan tim atas terbitnya buku teks ini. Semoga menjadi amal baik," tegas Dirjen kelahiran Jepara ini.
Kepala Badan mengingatkan agar Buku Teks PAI dan Budi Pekerti yang segera akan diluncurkan ini memuat visi dan misi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, M.Ed, bahwa anak-anak Indonesia harus menjadi pembelajar yang hebat dengan bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan siang bergizi, bermasyarakat dan tidur cepat. Selain itu, Prof. Abdul Mu'ti juga memberikan pesan bahwa belajar itu wajib dalam kerangka Full-Learning yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. (SYAM)
Tags:
PAI,Bagikan: