Jakarta (Pendis) - Rasa bangga sekaligus haru terlihat dari wajah Didi Admanur, Mahasiswa IAIN Samarinda Kalimantan Timur. Pasalnya pada tahun 2019 ini kembali mewakili Indonesia dalam ajang World Youth Forum (WYF) dan World Youth Theatre (WYT) di Mesir.
Ditemui di kantor Kementerian Agama RI, Didi bertolak ke Mesir pada Kamis kemarin, 31 Januari 2019 menjadi duta bangsa.
Didi panggian akrabnya, sebagai satu-satunya mahasiswa yang mewakili Indonesia ke Mesir dalam ajang yang bergengsi itu. "Saya bangga karena menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapat kehormatan untuk kedua kalinya di tahun ini," kata Didi.
World Youth Forum meupakan forum pemuda se-dunia yang diselengagrakan secara rutin. Pada tahun lalu, Ddidi bersama dengan Fatin Sidqia Lubis mewakili Indonesia di WYF dan menjadi satu-satunya mahasiswa yang berasal dari PTKIN. Tahun ini diundang lagi oleh Kementrian Kebudayaan Mesir untuk tampil dalam World Youth Theatre.
Untuk bisa mengikuti forum tersebut, Didi harus mendaftar secara online. Ada sekitar 163 negara yang ikut ambil bagian dalam pertemuan itu dan tidak kurang dari 45.000 aplikasi dan yang lolos hanya 5000. Kemudia didi terpilih untuk World Youth Theatre mewakili Indonesia bersama dengan 11 negara lainnya, Algeria, Vietnam, Nepal, Peru, Kyrgistan, Cameroon, Congo, Lebanon, Suriah, Arab saudi, dan Mesir.
Selain mengikuti forum tersebut, Didi juga dijadwalkan bertemua dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi dan sekaligus mewakili Indonesia untuk tampil dalam theater Internasional dan berkolaborasi dengan negara lain yang mewakili negara masing-masing.
Didi Admanur tinggal di kampung, daerah perbatasan wilayah 3 Nunukan Kalimantan Utara. Tepatnya di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Mahasiswa yang beruntung ini lahir pada 15 Juni 1995. Merupakan putra ke 4 dari 4 bersaudara dari pasangan Husin Arif dan Masrawiyah. Saat ini Didi tercatat sebagai Mahasiswa semester akhir pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Samarinda Program Studi Tadris Bahasa Inggris.
Ditanya tentang cita-citanya, pria Perbatasan ini mengaku ingin menjadi seorang diplomat handal. "Saya berasal dari keluarga yang sederhana dari orang tua yang bekerja sebagai petani, namun saya berkeinginan keras menjadi diplomat," tuturnya.
Prestasi yang pernah di raih Didi diantaranya adalah Perwakilan IAIN Samarinda pada acara Lombok Youth Camp For Peace Leader (2018), Duta Damai Kalimantan Timur (2018). Perwakilan Indonesia dalam acara WYF dan EYT (2018) di Mesir.
Didi berharap bahwa keterbatasan bukanlah menjadi alasan untuk tidak berprestasi. "Keterbatasan itu menjadi sebuah energi yang kuat untuk mendorong diri menjadi lebih baik bahkan dapat menjadi agen of change yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara," harapnya.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim GP memberikan apresiasi yang tinggi kepada Didi. "Semoga prestasi yang ditorehkan Didi dapat menjadi inspirasi dan motivasi mahasiswa PTKI lainnya di Indonesia," harap Arskal.
Arskal menegaskan "Keikutsertaan mahasiswa PTKI di ajang internasional menjadi keniscayaan di zaman yang sangat terbuka dan penuh kompetisi ini". (RB/dod)
Bagikan: