Jakarta (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) telah menyiapkan layanan referensi berbasis digital yang bisa diakses dan diunduh secara gratis. Layanan ini diperuntukkan bagi seluruh civitas academika Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah naungan Kemenag.
Pihak Kemenag telah mengeluarkan anggaran khusus untuk dapat akses ribuan kitab digital dari situs Early Arabic Printed Books dari British Library. Literatur tersebut merupakan kitab-kitab keislaman klasik dari abad ke-14 sampai abad ke-20.
Menurut Kapala Seksi Penelitian dan Pengelolaan HKI Direktorat PTKI, Mahrus bahwa kitab yang ada tidak hanya yang berbahasa Arab tetapi kitab-kitab bahasa Melayu juga tersedia, ucapnya di Tangerang, Banten, Rabu (20/03) saat pertemuan para wakil rektor dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) dan kepala P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) dari PTKIN seluruh Indonesia.
"Program ini penting bagi peningkatan kualitas penelitian dan keilmuan di semua UIN, IAIN, dan STAIN. Apalagi bila pihak kampus ingin mengakses sendiri, mereka harus mengeluarkan biaya tidak sedikit, sekitar 150 juta per kampus. Kemenag sudah memfasilitasi, mengeluarkan sekitar 600 juta, untuk seluruh PTKIN," ucapnya.
Kebijakan yang sudah masuk tahun kedua ini, lanjut Mahrus, mendapat sambutan positif dari berbagai kampus. Mereka merasa terbantu dengan ini, meskipun jumlah pengakses belum sesuai dengan harapan. Menurutnya, saat ini pengambil manfaat terbesar dari layanan tersebut adalah UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Ia berharap pada tahun 2019 ini, layanan kitab-kitab digital gratis ini bisa digunakan lebih optimal.
Lebih lanjut, Mahrus mengatakan bahwa diantara distingsi PTKIN itu terdapat pada literatur Arab ini. Jadi penting bagi PTKIN memaksimalkan layanan pengunduhan gratis ini.
Saat ini, Kemenag hanya membuka akses tersebut untuk kalangan terbatas, terutama PTKIN. Proses pengaksesan dan pengunduhan kitab digital pun mesti melalui jaringan internet dalam IP Adress kampus bersangkutan. (hikmah/dod)
Bagikan: