Bandung (Pendis)— Dibutuhkan sebuah kualitas riset yang baik dan mapan. Tulian harus bermutu, konsisten dan sebuah ketelatenan dalam mengelola jurnal ilmiah dengan reputasi terindeks internasional.
Hal demikian dikatakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Suyitno di Bandung, Kamis (28/7/2022) kemarin. Meskipun, lanjut Direktur, bukan satu-satunya lembaga pendindeks jurnal nasional, tapi reputasi semacam scopus menjadi alat ukur reputasi sebuah jurnal.
“Memang, tidak mudah jurnal terindeks di Scopus. Dibutuhkan kualitas riset yang baik, tulisan yang bermutu, konsistensi, dan ketelatenan para pengelola jurnal. Dengan peraihan prestasi Jurnal Pendidikan Islam ini, disiplin ketarbiyahan dan keguruan sebagai salah core business PTKI kian semakin berkembang,” Kata Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.K
Sebab, pengakuan dari lembaga pengindeks tersebut masih dibutuhkan dan sangat penting untuk menjaga kualitas sebuah jurnal, “Karena sistem yang dibangun sudah sangat baik, mapan, sistematis dan terukur. Sistem pengindekannya teliti, apik, berguna, dan diakui dunia,” ungkap Direktur PTKI yang sering disapa Amien Suyitno.
Selanjutnya Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Mahmud menyatakan bangga dan bahagia memiliki jurnal terindeks Scopus. “Kenapa? Karena banyak manfaat yang didapat. Dosen yang mau menjadi guru besar akan terbantu. Reputasi akademik perguruan tinggi terdongkrak. Hasil-hasil riset dibaca banyak orang di dunia. Pokoknya, banyak hal yang didapat dari indeks Scopus itu,” tuturnya.
Senada dengan Direktur, Mahmud juga menyatakan bahwa pencapaain indeks Scopus bukan sekeda alat ukur reputasi jurnal. Namun sebagai alat ukur kinerja sebuah lembaga secara umum, “Scopus memberikan potret bahwa di sebuah kampus itu ada semangat. Ada kebersamaan. Ada manajemen. Ada keinginan. Ada perencanaan. Dan, ada juga dana yang dialokasikan,” Kata Rektor
Sedangkan, Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menyatakan upaya program pendampingan jurnal internasional bereputasi dan afirmasi pembiayaan bantuan penelitian melalui BOPTN Penelitian baik melalui Diktis maupun satker PTKIN kian membuahkan hasil.
“Dengan capaian publikasi di tingkat global, ini menunjukkan produktivitas dosen PTKI melalui riset dan karya-karya akademiknya demikian tinggi. Dan, subtansi dari perguruan tinggi ditandai di antaranya dengan riset dan publikasi ilmiah yang berkualitas”, ungkap Suwendi.
Menurut Suwendi, dengan terindeknya Jurnal Pendidikan Islam di Scopus, setidaknya ada 14 jurnal PTKI telah menyabet status jurnal internasional bereputasi dan terakreditasi pada Sinta-1. Ke-14 jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
[1] Journal of Indonesian Islam (JIIs), UIN Sunan Ampel, Surabaya Jawa Timur;
[2] Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies (IJIMS), IAIN Salatiga Jawa Tengah;
[3] Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS), IAIN Kudus, Jawa Tengah;
[4] Al Jami’ah, UIN Sunan Kalijaga Daerah Istimewa Yogyakarta;
[5] Studia Islamika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
[6] Journal of Islamic Architecture, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur;
[7] Jurnal Al-Ahkam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
[8] Jurnal Samarah UIN Ar-Raniri Banda Aceh;
[9] Islam Guidance and Counseling Journal IAIM-NU (Institut Agama Islam Ma’arif Nahdlatul Ulama) Metro Lampung;
[10] Al-Ihkam, IAIN Madura, Jawa Timur;
[11] Jurnal Psikohumaniora, UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah;
[12] Jurnal Ilmiah Syariah (JURIS), UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, Sumatera Barat;
[13] Ulumuna: Journal of Islamic Studies, UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat; dan
[14] Jurnal Pendidikan Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
(WNDI)
Bagikan: