Orleans (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) mengantarkan 7 (tujuh) peneliti PTKIN ke Le Studium Perancis dari tanggal 29 April s/d 3 Mei 2019. Tujuh orang itu adalah; Khusna Amal (IAIN Jember), Fajar Hardoyono (IAIN Purwokerto), Mohammad Taridi (UIN STS Jambi), Oki Darmawan (UIN Raden Intan Lampung), Tjut Muthiadin (UIN Alauddin Makasar), Haris Simaremare (UIN Suska Riau) dan Elis Ratnawulan (UIN SGD Bandung).
Para peneliti tersebut berasal dari dosen dengan beragam keilmuannya, sains, teknologi, pendidikan dan sosial keagamaan. Setiap peneliti mewakili PTKIN untuk kegiatan yang dirancang sebagai matchmaking of collaborative research. Kegiatan ini merupakan kali pertama di lingkungan Kementerian Agama RI, "1st Scientific Le Studium-Mora Matchmaking Workshop". Inisiatif ini atas kerja sama dengan pihak Kedutaan Besar Perancis di Indonesia melalui Institut Francais d`Indonesia (Institut Prancis Indonesia) dengan Direktorat PTKI.
Direktur PTKI, Arskal Salim menyampaikan hal itu pada saat presentasi di Le Studium. "Ketujuh peneliti PTKIN yang hadir ini adalah para dosen terpilih dan terseleksi dengan standar kriteria yang ketat sesuai dengan persyaratan dalam klaster penelitian kolaborasi internasional dan terapan global/internasional. Proposal penelitian kemudian ditelaah oleh pihak Le Studium melalui Institut Prancis Indonesia. Desain matchmaking ini baru pertama dilakukan Direktorat PTKI. Karena itu, kami merasa bangga dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam prosesnya, khususnya pihak Le Studium," ujar Arskal.
Sebagai model baru, matchmaking research ini dapat menjadi alternatif skema penelitian di luar dana penelitian yang lazim selama ini, seperti BOPTN, BLU ataupun lainnya. Lebih lanjut dituturkan Arskal yang juga merupakan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
"Dengan skema matchmaking research, sesungguhnya para peneliti PTKIN dapat melakukan join dengan para peneliti dari Le Studium Perancis ini. Join inilah yang harus disepakati bersama, apabila judul penelitiannya memang cocok dengan konsen keilmuan para peneliti Le Studium. Jika hal ini diwujudkan, maka kita dapat membuat terobosan baru dalam skema penelitian di PTKIN," lanjut Arskal.
Atase Sains dan Teknologi Kedutaan Prancis untuk Indonesia, Nicolas Gascoin, menyatakan bahwa Pemerintah Prancis menyambut baik dan memberikan apresiasi atas program ini. Bahkan, pihaknya mendorong untuk menjalin kolaborasi riset lebih lanjut dengan jaringan-jaringan yang dimiliki oleh stakeholder Pemerintah Prancis.
Dalam workshop matchmaking research di Le Studium ini masing-masing peneliti wajib mempresentasikan desain risetnya di hadapan forum tersebut. Selain para peneliti PTKIN dan Le Studium, kegiatan ini dihadiri pula oleh wakil dari Region Centre-Val de Loire Diplomatic Advisor, Perwakilan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta, President Le Studium, Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Perancis, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kasi Penelitian dan Pengelolaan HKI. (ME/dod)
Bagikan: