Tulungagung (Pendis) - Mahasiswa penerima Bidimisi Kementerian Agama pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung diminta untuk mempersiapkan diri guna menyambut era revolusi industri 4.0.
Penegasan itu disampaikan Safriansyah Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag, saat memberikan pembinaan mahasiswa Bidimisi IAIN Tulungagung, Jumat (26/04) di Aula Arif Mudasir Tulungagung.
"Di era revolusi industri 4.0 mahasiswa dituntut untuk bisa beradaptitasi menghadapi kemungkinan mesin menggantikan pekerjaan lulusan perguruan tinggi," kata Alumni UIN Sunan Kalijaga ini.
Mahasiswa lanjut Safriansyah, harus membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang belum bisa dilakukan oleh mesin atau kecerdasan buatan (artificial intelligence). Karenanya mahasiswa tidak boleh hanya mengandalkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, namun perlu menggali dan mempelajari kompetensi lain agar kreatif dan innovatif.
Namun demikian Safriansyah meminta mahasiswa Bidikmisi IAIN Tulungagung harus optimis, karena mahasiswa PTKIN telah dibekali seperangkat ilmu pengetahuan terutama ilmu agama yang cukup menghadapi berbagai problem dan tantangan zaman.
Sementara itu di tempat terpisah, Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam berharap era revolusi industri 4.0 dipandang sebagai peluang bukan ancaman. "Menjadi aktivis mahasiswa di berbagai organisasi kampus menjadi salah satu solusi mempersiapkan masa depan," katanya.
Ruchman juga meminta agar mahasiswa PTKI juga didalamnya penerima Bidikmisi untuk menguasai berbafai literasi, sebagai bekal di era Revolusi Industri 4.0. Diantaranya, literasi data, literasi teknologi, literasi bahasa dan literasi manusia.
Abad Badruzzaman Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Tulungagung menyapaikan rasa syukurnya diberikan kepercayaan membina 709 mahasiswa Bidikmisi dari angkatan 2018, 2017, 2016 dan 2015. "Ini menandakan bahwa negara hadir untuk memperluas mahasiswa dari keluarga kurang mampu studi pada PTKIN," kata Abad.
Abad yakin pada hakikatnya mahasiswa Bidikmisi merupakan orang-orang yang potensial, karenanya para dosen dan pimpinan PTKIN tinggal memberikan kesempatan dan fasilitas yang memadai agar mereka berkembang dengan baik. (RB/dod)
Bagikan: