Jakarta (Pendis)- Pada gelaran Annual International Conference On Islamic Stuides (AICIS) 2019 yang digelar Ditjen Pendidikan Islam Kemenag, AICIS 2019 dihadiri tidak kurang 1.700 sarjana Muslim dari berbagai negara yang membahas dinamika Islam di era digital,termasuk juga tentang keluarga yang merupakan skup terpenting dalam mengkomunikasikan keyakinan dan kerukunan. Indonesia merupakan negara penganut prinsip agama Ibrahim yang memiliki tradisi relijiusitas yang kuat.
Alan Hayes AM, profesor dari University Of New Castle Australia memuji ide-ide kebaikan yang ditanamkan para orang tua di Indonesia kepada anak-anaknya.
"Kekuatan utama orang Indonesia terbangun dari fondasi keluarga dan komunitas yang cukup agamis,"kata Hayes. Ini bukan hal yang spesifik, namun di masyarakat Indonesia yang heterogen, masyarakat telah memiliki resistensi dalam tingkat tertentu dari gangguan paham intoleransi dan anti pluralisme.
Menurutnya, toleransi beragama di indonesia bisa dibilang belum sepenuhnya baik. Masih ada saja kasus-kasus yang menodainya, seperti pengrusakan rumah warga yang mengeluhkan pengeras suara adzan di Tanjungbalai, Sumatera Utara pada Juli 2016 lalu.
Hayes merupakan profesor yang mengepalai Family Action Center di The University Of Newcastle Australia. Ia juga memegang Hayes Family Foundation, sebuah lembaga yang membantu konsultasi bagi keluarga yang membutuhkan bantuan.
Lebih lanjut dikatakan, keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Sebagai suatu sistem sosial terkecil, keluarga menanamkan nilai-nilai moral dalam kepribadian yang menjadi dasar mentalitas seseorang.
Keluarga memiliki fungsi kompleks yang tidak hanya mengenai produksi dan konsumsi, tetapi juga mental dan spiritual. Di negara Indonesia yang masyarakatnya agamis dan pranata sosialnya cukup kuat, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak, tuturnya. (Hikmah)
Bagikan: