Muara Bungo (Pendis) - Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-pulau Sumatera atau serumpun Melayu mengadakan pengabdian masyarakat berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam. Kegiatan yang bertajuk Kuliah Kerja Nyata Pemberlajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Tematik PTKI Serumpun PTKI se-Sumatera, Malaysia dan Brunei Darussalam dilepas secara resmi oleh Gubernur Provinsi Jambi yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Sri Argunaini, pada Senin, 1 Juli 2019.
Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Turut hadir Bupati dan Wakil Bupati Muara Bungo, Rektor dan Wakil Rektor PTKIN se-pulau Sumatera, Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Pimpinan DPRD Provinsi Jambi, Polda Jambi, Polres Muara Bungo, Dandim Muara Bungo dan Tebo, Karyawan Pemda, dan seluruh peserta KKN.
Pidato Gubernur Jambi menyebutkan bahwa KKN kolaboratif ini akan menerjemahkan secara konkret pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendidikan di kampus ke dalam kehidupan nyata di tengah masyarakat. "Kegiatan yang strategis ini juga akan melahirkan kader-kader Sumberdaya Manusia yang kompetetif dan berakhlakul karimah," ungkap pidato Gubernur yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Jambi.
Bupati Muara Bungo, Masyhuri, menyampaikan terima kasih dan penghargaan untuk Kementerian Agama dan seluruh Rektor PTKIN se-pulau Sumatera yang menjadikan Muara Bungo sebagai lokasi penyelenggaraan KKN kolaborasi internasional ini. "Diharapkan pengembangan keagamaan Islam dan potensi wisata di daerah Muaro Bungo dapat terus meningkat dengan lebih baik melalui program KKN ini," papar Bupati.
Rektor UIN Jambi, Hadri Hasan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa transformasi kelembagaan dari IAIN menjadi UIN Jambi berdampak terhadap paradigma keilmuan dan pengembangan bagi stakeholder UIN Jambi. "Kegiatan KKN kolaborasi internasional ini salah satu wujud nyata atas tuntutan transformasi itu sehingga keilmuan yang dikembangkan harus berdampak secara global dan lintas bidang keilmuan," ungkap Rektor.
Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, dalam sambutannya menyampaikan akan misi PTKI. Menurut doktor jebolan UIN Jakarta itu, setidaknya ada 4 (empat) misi atau khittah PTKI yakni keilmuan, keislaman, keindonesiaan dan kemasyarakatan. "Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan dan melakukan inovasi-inovasi pengetahuan. Oleh karenanya, proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan PTKI merupakan bagian dari upaya reproduksi pengetahuan itu," ungkap Suwendi.
Dalam aspek keislaman, PTKI harus mampu menghadirkan pemahaman keagamaan yang santun, toleran dan menyejukkan masyarakat. "Moderasi beragama perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat secara luas," ungkap Suwendi.
Demikian juga dalam hal keindonesiaan, PTKI merupakan garda terdepan dalam meneguhkan komitmen kebangsaan dan keindonesiaan. "PTKI harus mampu mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya untuk mempertahankan ideologi kebangsaan dan keindonesiaan berdasarkan Pancasila," papar Suwendi.
Pada akhirnya, keilmuan, keislaman, dan kebangsaan itu harus mampu ditransformasikan kepada masyarakat secara nyata, papar Suwendi lebih lanjut. Di bagian akhir sambutannya, Suwendi membacakan sebuah pantun berikut.
Burung nuri burung impian
Burung dara indah dipertontonkan
Jika kita mau jadi sarjana idaman
Haruslah keilmuan, keislaman, dan kebangsaan kita abdikan
(S-1/dod)
Bagikan: