Bandung (Pendis) – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, berharap bahwa ngapung ka jomantara UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus menjadi mercusuar peradaban dan setiap Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) untuk terus membuat terobosan agar bisa memenangkan persaingan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekjen dalam rangka memperingati hari lahir, saling bermaafan atas segala khilaf dan dosa, bertajuk Tasyakur Dies Natalis ke-56 dan Halalbihalal yang berlangsung di gedung Anwar Musaddad, Selasa (23/4/2024).
Kang Dhani, sapaan akrabnya menegaskan untuk mewujudkan ikhtiar bersama ngapung ka jomantara harus dibarengi dengan kolaborasi agar keberadaan kampus tidak jadi menara gading, tapi harus menjadi mercusuar peradaban yang indah, elok, berwibawa dipandang dan mampu menerangi dunia, dengan menunjukkan arah bagi orang yang tengah mencari ilmu dan peradaban.
Melalui kolaborasi, pemimpin dan civitas akademika dapat bekerja sama dan sama-sama bekerja, saling mendukung, berbagi keahlian dan pengalaman. “Kalau engkau ingin jalan cepat, silakan jalan sendiri. Tetapi kalau engkau ingin jalan jauh maka kita harus bergandengan tangan membangun sebuah peradaban. Maka mari kita saling bergandengan tangan harmonis berikan karya-karya terbaik untuk kampus tercinta dan peradaban,” tegasnya.
Dengan segala prestasi yang membanggakan, “Saya berharap wilayah permainan UIN Bandung bukan lagi sama dengan perguruan tinggi keagamaan yang lain, tetapi harus mulai bermain di medan tanding dengan perguruan tinggi bonafit lainnya,” jelas Sekjen.
PTKN Maju dan Kompetitif
Dunia Pendidikan tinggi di Indonesia semakin kompetitif. Untuk itu, pengelolaan PTKN tidak boleh bergerak dalam koridor "yang penting jalan" atau terjebak pada business as usual. Sebab, sumber daya manusia PTKN juga semakin kuat dan kompeten.
“Dengan sumber daya melimpah, jika hanya berpegang pada "yang penting jalan" atau auto pilot, memang akan tetap berjalan. Tapi Ada tanggung jawab besar yang diemban. Tentu, kita semua tidak ingin menjadi bagian dari orang yang tidak bertanggung jawab,” papar Sekjen.
Ada tiga pesan Sekjen Kemenag agar PTKN terus maju dan kompetitif. Pertama, rancang dan tetapkan visi dan misi yang jelas dan konkrit. Seringkali, sebuah institusi besar melaju tanpa arah yang jelas, karena memang visi dan misinya tidak jelas dan tegas.
“Peran Rektor sangat penting untuk membangun visi dan misi yang jelas sekaligus mentransformasikannya pada seluruh sivitas akademika. Visi dan misi yang menjadi denyut nadi dalam menjalankan segenap aktifitas mereka,” sebut Kang Dhani.
Kedua, melakukan terobosan-terobosan yang kreatif dan berani. Visi dan misi yang jelas diturunkan dalam program inovatif dan keberanian berfikir out of the box atau bahkan berfikir without the box dalam implementasinya.
“Lakukan benchmark ke berbagai perguruan tinggi dengan reputasi internasional di berbagai negara. Lihat secara mendalam, duplikasi dengan berbagai inovasi program-program yang menarik. Atau bahkan, jadikan inspirasi dalam penyusunan berbagai program,” tuturnya.
Ketiga, fokus pada target. Buat target konkrit setiap lapisan tingkatan. Wakil Rektor memiliki target-target konkrit yang harus dipenuhi. Demikian pula Dekan, Direktur Pascasarajan, Kepala Pusat, dan seluruh pejabat. Mereka semua harus memiliki target pencapaian kinerja yang jelas, bisa persemester atau dalam satu tahun. Selanjutnya, setiap lapisan di atasnya mengawasi progres pencapaian itu sekaligus menagih target yang sudah ditentukan.
“Dengan cara ini, pengawalan terhadap berbagai program bisa dilakukan. Rektor juga dapat menjadi konduktor yang mengorkestrasi seluruh gerak dan program,” tegasnya.
Kepada UIN Sunan Gunung Djati, Kang Dhani memberi target khusus agar memperluas medan tanding, baik di dalam negeri maupun luar negeri. UIN Bandung harus bisa bersaing dengan Perguruan Tinggi Umum favorit dan bonafid di Indonesia, atau bahkan di wilayah regional Asia Tenggara maupun Asia.
Untuk itu, dibutuhkan perjuangan yang berat, termasuk mengupayakan bisa masuk QS World University Rankings. UIN Bandung perlu memperhatikan dan memenuhi sejumlah indikator yang dijadikan sebagai basis penilaian QS World University Rankings.
Ada Sembilan indikator, yaitu: academic reputation, employer reputation, faculty student ratio, citation per faculty, international faculty ratio, international students ratio, international research network, employment outcomes, dan sustainability.
Ngapung ka Jomantara
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rosihon Anwar, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan panjang kampus dalam memberikan kontribusi pada dunia pendidikan dan masyarakat. “Rangkaian kegiatan dies natalis yang telah dilaksanakan, hari ini menjadi puncaknya kegiatan dies natalis, bersamaan dengan halal bihalal hari raya idulfitri dan pelepasan purnabakti,” paparnya.
Berkembang pesatnya UIN Sunan Gunung Djati Bandung, “pasti terdapat jasa dari bapak, ibu yang baru saja di purnabakti. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan selama mengabdi di UIN Bandung” ujarnya.
Pada Dies Natalis ke-56 ini, UIN Bandung mengusung tagline ngapung ka jomantara bahasa Sunda, terbang ke angkasa. Ini adalah sebuah tekad untuk semakin terdepan dan terbang untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya. Terbang adalah simbol mengimbangi zaman dan melintasi tantangan. Langit adalah simbol pencerahan dan solusi. Sungguh merupakan tekad yang mulia yang terinspirasi oleh visi rahmatan lil alamin dan ajaran luhur memberikan manfaat sebanyak-banyaknya.
“Ngapung ka Jomantara, bermakna proses perenungan, berfikir, dan penguatan nalar, yang melahirkan gagasan yang besar dan menjadi kebijakan yang bermanfaat, rahmatnya bagi keseluruhan, kemaslahatan umat, civitas akademika, dan menuju kancah internasional,” tuturnya.
Ketua Senat, Mahmud mengucapkan mohon maaf atas segala kehilafan dan terima kasih kepada Sekjen yang bisa menghadiri Tasyakur Dies Natalis ke-56 dan Halalbihalal untuk sama-sama mewujudkan ngapung ka jomantara. “UIN Bandung dengan segala prestasi yang membanggakan, lebih luar biasanya lagi dari dosen kita ada yang menjadi Sekjen, ini prestasi yang patut dibanggakan, disyukuri dan mari kita teladani. Kita ketahui bersama Prof Dhani lahir dari orang hebat, dengan segala torehan prestasinya menjadi bukti atas kehebatannya. Ini menjadi isyarat untuk ngapung ka jomantara. Selamat dies natalis, semoga tambah sukses dan bahagia,” ujarnya.
Tentunya, tasyakur ini menjadi momen untuk merayakan prestasi dan ikhtiar bersama-sama guna memperkokoh solidaritas, komitmen dalam mengemban misi pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat agar lebih bermanfaat, dirasakan keberadaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam tasyakuran ini diberikan penghargaan kepada 18 purnabakti atas segala jasa, kiprah, perjuangan selama mengabdi yang berkontribusi dalam mencapai prestasi yang membanggakan kampus.
Sebagai bentuk meneladani kiprah para pendahulu atas ide, gagasan, karyanya, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rosihon Anwar didampingi oleh Endang Soetari (inisiator penyusunan kompilasi), Mahmud menyerahan buku Pemikiran dan Pengabdian Prof. KH. Anwar Musaddad kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani.
Tags:
Dies Natalis ke-56 Sekjen Kemenag Ngapung ka Jomantara UIN Bandung Mercusuar Peradaban PTKN Maju KompetitifBagikan: