Mahasiswa Prodi HKI STAIN Kepri Raih Prestasi di Ajang World Book Day 2025
Tanjung Pinang (Pendis)— Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau kembali menorehkan prestasi gemilang dalam ajang World Book Day 2025 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2025, bertempat di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau, Jalan Basuki Rahmat, Tanjungpinang.
Dalam kegiatan tersebut, dua mahasiswa Prodi HKI, yakni Adidtya Syaputra dan Rasyad Muhammad Faisal, berhasil meraih juara dua pada kategori Lomba Pantun Berpasangan tingkat provinsi. Lomba ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Buku Sedunia yang tidak hanya mengangkat semangat literasi, tetapi juga melestarikan tradisi lisan Melayu yang sarat makna dan nilai estetika sastra.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah kompetisi, tetapi juga merupakan sarana edukatif untuk memperluas wawasan peserta mengenai pentingnya literasi di era digital. Menurut keterangan Adidtya Syaputra, kemampuan berpantun sangat berkaitan erat dengan kebiasaan membaca dan kecakapan berbahasa yang baik.
“Dalam konteks lomba pantun, kemampuan berpantun erat kaitannya dengan kecakapan bahasa yang tumbuh dari kebiasaan membaca,” ungkapnya.
Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam STAIN Kepri, Daria, M.H., menyampaikan apresiasi atas capaian yang diraih oleh mahasiswanya. Ia menilai bahwa keberhasilan tersebut mencerminkan semangat akademik sekaligus kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa kita tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga mampu menjadi agen pelestari budaya yang berakar dari tradisi literasi lisan,” ujarnya.
Melalui partisipasi dalam kegiatan semacam ini, diharapkan literasi berbasis budaya dapat terus dikembangkan sebagai bagian dari upaya membentuk generasi muda yang berkarakter, cerdas, dan memiliki kepedulian terhadap warisan intelektual bangsa. Hal tersebut tergambar dalam salah satu pantun yang dibacakan saat penutupan acara:
Memilah arang buatkan tuntun,
Tuntun seraye terkikis kace.
Tidaklah orang pandai berpantun,
Jikalau iye, sedikit membace.
Tags:
KampusBagikan: