Amien Suyitno, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
Cirebon (Pendis) — Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, atau yang dikenal sebagai Cyber Islamic University (CIU), menggelar Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) Tahun 2025. Momentum strategis ini menghadirkan Amien Suyitno, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
“UIN Siber, Kini Unggul dan Siap Menjadi Digital Multimedia University (DMU) yang Moderat” ungkap Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Aan Jaelani, Rabu (21/05/2025). Rektor menyampaikan apresiasi tinggi atas kehadiran Dirjen Pendis dan mengenang peran penting Amien Suyitno dalam proses transformasi kelembagaan dari IAIN menjadi UIN Siber.
“Prof. Amien Suyitno adalah salah satu tokoh penting yang mendukung dan mendorong transformasi UIN Siber dari awal. Beliau saksi sejarah terbentuknya CIU,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pasca transformasi status kelembagaan, UIN Siber genap berusia satu tahun dan telah berhasil meraih predikat ‘Unggul’ dari BAN-PT melalui Asesmen Lapangan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT), sebuah capaian yang disebutnya sebagai validasi atas arah pengembangan kampus ke depan.
Dengan kehadiran Dirjen Pendis, kegiatan ini tidak hanya bersifat internal kampus, tetapi menjadi bagian dari arus besar transformasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) menuju tata kelola yang digital, profesional, dan berorientasi kebermanfaatan. menuju CIU yang Lebih Relevan dan Visioner.
Melalui Rakerpim 2025 ini, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon semakin memperkuat posisinya sebagai pelopor kampus Islam digital di Indonesia. Semangat inovasi, tata kelola BLU yang kuat, serta keterbukaan terhadap kerja sama menjadi pilar utama dalam menjadikan Digital Multimedia University (DMU) bukan sekadar visi, tetapi realitas yang berdampak. Dari Rakerpim ini, kita siapkan roadmap bukan hanya untuk survive, tapi untuk lead, ucap Rektor optimis.
“DMU Harus Berdampak, Berkolaborasi, dan Menyenangkan” tegas Amien Suyitno menggarisbawahi pentingnya penguatan arah kebijakan kampus menuju Digital Multimedia University (DMU) yang moderat, inovatif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, DMU tidak sekadar transformasi digital biasa, melainkan harus menjadi gerakan perubahan yang berdampak nyata, membangun kolaborasi lintas pihak, dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi seluruh civitas kampus.
“Transformasi digital dalam pendidikan Islam bukan tujuan akhir, melainkan jalan untuk menghadirkan layanan pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan relevan dengan zaman. Oleh karena itu, DMU harus kita pastikan berdampak langsung pada mutu pembelajaran dan peningkatan kualitas,”ujar Amien Suyitno.
Ia menambahkan, kunci sukses DMU adalah kolaborasi antara semua pihak hingga mitra strategis dari kalangan dunia usaha, industri teknologi, dan masyarakat. “Tidak ada transformasi tanpa kolaborasi. Semua harus merasa memiliki dan terlibat.”
Lebih dari itu, Suyitno menekankan pentingnya menghadirkan suasana yang menyenangkan dalam proses digitalisasi “Teknologi tidak boleh menakutkan atau membebani. Justru harus membebaskan kreativitas dan membangun kegembiraan belajar.” Dengan semangat tiga pilar ini, berdampak, berkolaborasi, dan menyenangkan, DMU diharapkan menjadi lompatan besar dalam memajukan ekosistem pendidikan Islam berbasis digital, yang unggul secara spiritual, intelektual, dan teknologi.
“Rakerpim ini bukan hanya forum internal, tapi harus menghasilkan recommendation for action. DMU bukan hanya konsep digital, tapi juga ekonomi kampus. Maka, unit bisnis harus dirancang melalui uji kelayakan agar hasilnya tak hanya sesuai target, tapi melampaui ekspektasi,” terangnya.
Ia mencontohkan, unit usaha seperti air kemasan, kuliner, atau produk harian yang dapat dipasarkan dengan label UIN SSC, sebagai bentuk penguatan branding dan pemberdayaan ekonomi kampus berbasis kebutuhan riil masyarakat.
Lebih jauh, Suyitno juga mendorong adanya kolaborasi multipihak, termasuk dengan pelaku usaha, pemangku kepentingan daerah, dan sektor swasta untuk membangun sistem pendukung BLU yang solid dan berkelanjutan.
“Kampus harus jadi tempat yang menyenangkan, meaningful, dan impactful. Dampaknya bukan hanya bagi sivitas akademika, tetapi meluas ke masyarakat. Ini kampus untuk peradaban, bukan menara gading,” pungkasnya disambut tepuk tangan peserta.
Rapat Kerja Pimpinan ini merupakan langkah konsolidasi penting bagi seluruh unsur pimpinan UIN SSC untuk menyusun langkah taktis dan kebijakan kelembagaan berbasis lima komisi strategis, dari akademik, riset, teknologi, SDM, hingga kemitraan dan BLU.
Tags:
KampusBagikan: