Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. M. Arskal Salim GP
Banyuwangi (Kemenag) – Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. M. Arskal Salim GP, mendorong Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta untuk terus memperkuat sumber daya manusia (SDM) dan membuka diri terhadap inovasi pembelajaran di era digital. Hal ini disampaikan dalam lawatannya ke Universitas KH. Mukhtar Syafaat Banyuwangi, Jumat (25/4/2025).
Dalam arahannya, Prof. Arskal mengapresiasi inisiatif kampus yang telah mengusulkan lima program studi baru, termasuk satu prodi magister Hukum Ekonomi Syariah yang telah terakreditasi. Ia menekankan pentingnya SDM yang berkualitas sebagai kunci kemajuan kampus.
“Kalau kampus ingin maju, maka SDM-lah yang harus didorong. Mulai dari kualifikasi sampai kompetensinya. Tidak cukup hanya bergelar master, harus ada semangat lanjut ke doktor,” tegasnya.
Arskal juga menyinggung tantangan yang dihadapi para dosen untuk menempuh studi doktoral, mulai dari kendala biaya hingga hambatan akademik. Namun, menurutnya, perjuangan itu sebanding dengan kontribusi jangka panjang bagi kemajuan institusi.
Ia menyoroti minimnya kontribusi para akademisi terhadap gagasan-gagasan besar Menteri Agama, seperti kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi. Menurutnya, para dosen harus lebih aktif merespons melalui tulisan ilmiah, pengembangan buku teks, dan penguatan narasi-narasi pendidikan transformatif.
Lebih lanjut, Arskal menekankan pentingnya kolaborasi antar kampus, termasuk dengan industri dan institusi luar negeri, untuk memperkuat daya saing dan mendukung kualitas riset.
“Kerja sendiri-sendiri itu bagus, tapi kerja kolaboratif hasilnya bisa jauh lebih besar. Termasuk dalam pengajuan proposal penelitian. Sekarang waktunya saling bersinergi,” tuturnya.
Ia juga mendorong pemanfaatan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses pembelajaran. Platform seperti Gemini, TikTok, dan Instagram disebutnya relevan untuk menjangkau mahasiswa generasi Z.
“Hari ini mahasiswa tidak hanya belajar dari buku. Mereka cari pengetahuan lewat TikTok dan Instagram. Maka dosen harus hadir juga di ruang-ruang digital itu,” tambahnya.
Arskal juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama membuka peluang bantuan penelitian bagi dosen PTKIS, meski saat ini jumlahnya masih terbatas. Ia mendorong dosen-dosen untuk menyiapkan proposal sejak jauh hari dan membangun jaringan kolaboratif dengan kampus lain.
“Kalau proposal disiapkan jelang deadline, hasilnya tidak maksimal. Tapi kalau disusun matang dari sekarang, peluang tembusnya akan jauh lebih besar,” tandasnya.
Bagikan: