Bandung (Pendis) - Dalam tiga tahun terakhir ini, Science and Technology Index (SINTA), portal yang berisi tentang pengukuran kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti, penulis (author), kinerja jurnal, dan kinerja institusi Iptek.
SINTA berbeda dengan alat pengindeks yang sudah ada, seperti Google Scholar, Portal Garuda, Indonesia Science and Technology Index (InaSTI), dan Indonesian Publication Index (IPI).
SINTA sudah mengarah ke portal pengindeks global (internasional) semisal Scopus yang sudah memiliki fitur yang lebih lengkap karena sudah dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti Citation, Networking, Research, dan Score.
Pada bagian Citation menampilkan h-index dalam kurun waktu pertahun untuk Google Scholar dan Scopus. Sementara itu, pada bagian networking dapat mengetahui networking dengan peneliti lain yang pernah mengadakan kerja sama dengan yang lain.
Untuk di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung terdapat 5 dosen dengan produktivitas yang tinggi versi SINTA.
1. Wahyudin Darmalaksana, Jurusan Ilmu Hadis (S1) dengan ID: 5992336, untuk Scopus H-Index: 11 GS H-Index: 29 yang terdiri dari 1.102 SINTA Score 3Yr dan 2.685 SINTA Score.
2. Dian Sa’adillah Maylawati, Jurusan Teknik Informatika (S1) dengan ID: 6007952, untuk Scopus H-Index: 13 GS H-Index: 17, yang terdiri 579 SINTA Score 3Yr dan 1.811 SINTA Score.
3. Muhammad Minan Chusni, Jurusan Pendidikan Fisika (S1) dengan ID: 257637 untuk Scopus H-Index: 4 GS H-Index: 13, yang terdiri dari 503 SINTA Score 3Yr dan 1.399 SINTA Score.
4. Husnul Qodim, Jurusan Studi Agama-Agama (S1) dengan ID: 6003902 untuk Scopus H-Index: 5 GS H-Index: 11 yang terdiri dari 501 SINTA Score 3Yr dan 913 SINTA Score.
5. Zulmi Ramdani, jurusan Psikologi (S1) dengan ID: 6757254 untuk Scopus H-Index: 3 GS H-Index: 16 yang terdiri dari 469 SINTA Score 3Yr dan 785 SINTA Score.
“Kita bisa produktif kalau ketemu teman yang satu frekuensi,” tutur Wahyudin Darmalaksana dalam keterangan tertulis pada Selasa (25/07/2023).
Yudi, panggilan akrabnya memberikan tiga tips merawat produktivitas. Apa saja?
Pertama, selalu kita sadari bahwa yang ditunggu orang adalah produk berserta dampaknya. Kedua, jangan mengejar peringkat, tetapi terus isi waktu dengan aktivitas yang bermakna. Ketiga, terus belajar kepada siapa pun dan beradaptasi dengan kondisi apa pun
Dalam akun instagram Dian Sa’adillah Maylawati (@diansm.ayashafa) menuliskan “Bukti suksesnya seoarang guru yang melahirkan murid yang mengikuti jejaknya…#KeepProductive,”
Yang dibalas langsung oleh Yudi (@darmalaksana) “Saya belajar banyak hal yang sangat detail ke Bu @diansm.ayashafa tentang penulisan artikel ilmiah. Belajar ini kuncinya memang mesti detail dan benar-benar detail alam penguasaan IMRAD. Makasih yaa buat yang muda yang luar biasa menginspirasi….”
Bagikan: