Jakarta (Pendis) --- Ikhtibar Tashfiyah/Tahdid Mustawa calon mahasiswa Al-Azhar Mesir tahun 2024 dilaksanakan mulai esok hari (27/5). Para peserta mendapatkan bimbingan teknis terkait dengan pelaksanaan tersebut secara daring melalui webinar yang digelar oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab Cabang Pusat Bahasa Al-Azhar Mesir (PUSIBA) siang ini (26/5).
Dalam bahasa Arab, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rokhmad menyampaikan terima kasih atas kerjasama Al-Azhar dan Kementerian Agama, terutama sejak dibukanya Markaz Syekh Zayed (MZS) di Indonesia pada 2019.
“Peran MZS dalam menyaring dan menyiapkan calon mahasiswa Indonesia, terutama dalam hal kemahiran berbahasa Arab dan pengetahuan dasar keislaman sangat kami rasakan. Tahun ini, peserta yang akan mengikuti Ikhtibar Tashfiyah/Tahdid Mustawa 2024 ini mencapai 4.784 orang yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara” ungkap prof Abu di Jakarta.
Angka tersebut, ia melanjutkan, mengalami kenaikan sekitar 25% dibandingkan dengan peserta tahun lalu. Hal ini tentu menunjukkan bahwa Al-Azhar memiliki daya Tarik tersendiri bagi calon mahasiswa Indonesia yang ingin mendalami ilmu-ilmu keislaman.
“Hal ini tentu tidak mengherankan, karena Al-Azhar merupakan pusat pengajaran Islam yang moderat. Al-Azhar dengan berbagai lembaga di bawahnya bukan hanya berperan secara lokal, tetapi juga secara global dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi Islam, dialog, perdamaian, sikap saling memahami dengan pihak yang berbeda, dan persaudaraan manusia” tukas guru besar UIN Walisongo semarang ini.
Prof Abu berharap, dengan terus berlanjutnya tradisi mahasiswa di Al-Azhar yang telah dimulai bahkan sebelum Indonesia merdeka, diharapkan umat Islam Indonesia dapat terus memainkan peran penting dalam mewujudkan stabilitas nasional dan kerukunan antarumat beragama dengan peran yang dimainkan alumni Al-Azhar, terutama ditengah upaya serius pemerintah Indonesia dalam penguatan moderasi beragama.
“Terakhir, saya ingin menyampaikan bahwa setelah tahap ini selesai, kami akan menyelenggarakan tes wawasan kebangsaan bagi mereka yang lolos seleksi tahap pertama. Hal ini kami lakukan untuk memastikan bahwa calon mahasiswa Indonesia yang akan menuntut ilmu di Al-Azhar benar-benar memiliki wawasan dasar yang memadahi terkait pemahaman Islam yang moderat” pungkas prof Abu.
Hadir pula secara daring, Prof. Dr. Muhammad Husain Al-Mahrashawi Wakil Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar, Rektor Universitas Al-Azhar tahun 2017-2022, Pembina Markaz Syekh Zayed Pusat di Kairo dan Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia TGB Dr. M, Zainul Majdi, MA.
Bagikan: