Kepri (Pendis) – Sebagai satuan kerja Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus berupaya membangun dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya dengan peningkatan kapasitas SDM Bidang Pendidikan baik Guru, Tenaga Kependidikan (GTK) maupun siswa di madrasah.
Pada Oktober tahun 2023, Kanwil Kemenag Kepri melalui bidang Pendidikan Madrasah melaksanakan Training of Trainer (ToT) cara cepat baca kitab kuning dengan metode Amtsilati bagi GTK di lingkungan Kemenag Kota Tanjungpinang dan Bintan, yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tanjungpinang.
Metode Amtsilati ini mempermudah anak didik dalam membaca kitab kuning dan memahami bahasa Arab. Program yang diinisiasi oleh Kakanwil Kemenag Kepri Mahbub Daryanto ini dimulai agar kualitas pendidikan di madrasah semakin meningkat khususnya di pusat ibukota provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang.
Program ini merupakan program tahun 2023 khusus bagi madrasah di Tanjungpinang dan Bintan sebagai Pilot Project dari Kemenag. Nantinya program ini akan di peruntukkan bagi seluruh madrasah se-Kepulauan Riau.
Mengawali tahun 2024 ini, MAN Tanjungpinang resmi memasukkan program Amtsilati menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang wajib diikuti oleh murid kelas 10 dan 11. Sebanyak 284 orang yang terdiri dari 137 murid kelas X dan 147 murid kelas XI mengikuti ekskul ini.
Meski merupakan program baru, para peserta didik tampak merasa tertantang mengikuti ekskul yang dilaksanakan seminggu dua kali ini, yakni pada hari Selasa dan Rabu setiap pukul 16:00 s.d. 17:00 WIB. Sebagaimana disampaikan oleh Fathis Syafarin Nadya, siswi kelas 11 jurusan Agama. Dia mengatakan mulanya bukan hal mudah mempelajari metode Amtsilati ini.
“Sebagai pemula saat pertama kali bertemu metode ini memang sulit, tapi semakin sering bertemu (ekskul) semakin mudah. Program ini menambah pengetahuan mengenai ilmu gramatika bahasa Arab dan melatih saya untuk membaca kitab Kuning,” kata Fathis Syafarin Nadya, siswi yang menjadi salah satu tutor sebaya di ekskul Amtsilati ini, Jumat (16/02/2024).
Siswi yang bercita-cita ingin menjadi dosen ini menyebutkan, pengetahuan akan metode cepat baca kitab Kuning termasuk ilmu yang berharga bagi murid madrasah seperti dirinya.
“Ini menjadi pengalaman berharga, ilmu bermanfaat, melatih dalam membaca kitab kuning, dan membantu dalam pelajaran (bahasa Arab). Saya juga bisa menyalurkan pengetahuan ini dengan mengajarkan kepada teman-teman sebaya, adik atau siapapun yang ingin belajar metode Amtsilati ini,” ungkap Fathis.
Hal yang sama disampaikan oleh Kory Khordova yang juga merupakan tutor sebayar dari Kelas 11 Agama. Menurutnya awal mula mempelajari metode Amtsilati ini dirinya merasa kesulitan. Namun setelah sebulan berjalan, ia mulai menyenangi ekskul ini.
“Awal-awal memang sulit, memusingkan, tapi semakin lama mengulang terasa gampang dan menyenangkan, memudahkan memahami kata-kata yang sulit dalam bahasa Arab. Ekskul ini menambah wawasan ilmu tata Bahasa Arab dan mengetahui apa itu kalimat Rafa', Nashab, Jar, Jazm dari metode ini,” terang pemuda yang memiliki mimpi ingin menjadi guru ini.
Kesulitan-kesulitan yang ditemui peserta saat pertama kali mengikuti ekskul Amtsilati ini diakui sendiri oleh Andi Khoirul Hadi selaku pengajar. Andi menyebutkan pertama kali menerima pengajaran, antusiasme peserta didik belum begitu tampak.
“Ekskulnya baru mulai Januari kemarin, namanya anak ya pertama kali ga ada antusias, metode ini menguji kemampuan mereka untuk mengetahui sesuatu yang mereka belum tahu. Untuk sementara ini kami mengajarkan kepada anak sebagai tutor sebaya, yaitu anak mengajarkan kepada kawan-kawannya, biar yang mendapatkan ilmu lebih berkembang lagi,” ujar Andi, yang diamanahkan membimbing keberhasilan ekskul ini.
Andi yang merupakan guru MTs At Taqwa Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan ini mengungkapkan, sejatinya belajar membaca kitab Kuning dengan metode Amtsilati tidaklah begitu rumit, asalkan ada kemauan tinggi untuk mempelajarinya.
“Rumus utamanya tidak begitu rumit, asalkan mau belajar, kunci utama mengetahui Isim dan Fi’il, huruf, ini kunci utama mengetahui tatanan bahasa Arab, untuk Nahwu Sharaf pun juga begitu. Makanya kalau mereka tidak mengetahui Isim dan Fi’il serta huruf ya sudah tidak bisa membaca bacaan kitab terutama dalam Al-Quran,” jelasnya.
Selama sebulan membimbing ekskul Amtsilati, Andi melihat para murid menunjukkan progres yang baik. Jika diiringi konsistensi kemauan belajar yang tinggi, ia optimis kemampuan murid madrasah akan setara dengan kemampuan santri pondok pesantren.
“Alhamdulillah progres mereka bagus dari yang sebelumnya tidak tahu (sama sekali), walaupun hanya 1 bulan sudah paham huruf Jar, Isim. Kalau mereka bersungguh-sungguh, insyaallah 6 bulan dengan target mereka bisa disetarakan dengan kemampuan santri pesantren,” ucapnya optimis.
Andi menerangkan metode Amtsilati memiliki 5 jilid kitab. Selama sebulan ini, para murid peserta ekskul masih mendalami metode Amtsilati jilid 1. Untuk naik ke jilid berikutnya, para murid harus melewati sebuah tes/ujian.
“Metode Amtsilati ini pakai jilid kalau mau naik jilid harus mengikuti ujian untuk mengukur kemampuan dan kualitas anak, kalau belum paham tidak dinaikkan, ada 5 jilid, setelah jilid 5 nanti baru disodorkan untuk membaca belajar kitab Kuning,” sambungnya.
Andi menyebutkan peserta didik bisa mengembangkan pemahamannya membaca kitab Kuning secara mandiri. Banyak manfaat yang didapat peserta didik dengan kemampuan membaca kitab Kuning.
“Pemahaman metode ini masih bisa dikembangkan secara mandiri, contoh metode Amtsilati yang saya tekankan itu mayoritas di dalamnya adalah Al-Qu’ran. Banyak keuntungan bagi anak madrasah bisa membaca kitab Kuning, salah satunya dapat mengetahui ilmu hukum terutama lilmu fikih,” urainya.
Kepala MAN Tanjungpinang Ulfah Ismiati saat menanggapi ekskul Amtsilati yang tengah berjalan ini berharap, dengan diadakannya ekskul wajib ini seluruh peserta didik kelas X dan XI dan di Asrama MAN Tanjungpinang semakin mudah mempelajari mata pelajaran bahasa Arab.
“Ini metode mutlak dalam proses pembelajaran kitab Kuning karena dalam kegiatan tersebut siswa akan dapat dengan mudah mengingat dan memahami kaidah-kaidah bahasa Arab. Dengan diterapkannya metode Amstilati ini diharapkan mata pelajaran bahasa Arab akan mudah dipelajari, minat belajar siswa semakin tinggi serta kemampuan berbahasa Arab semakin meningkat dan akan bisa menjadi salah satu program unggulan di MAN Tanjungpinang,” harapnya.
Tags:
pesantrenBagikan: