7.000 Guru Diterjunkan di Daerah 3T

7.000 Guru Diterjunkan di Daerah 3T

Melalui nota kesepahaman antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan bupati-bupati yang akan menerima guru GGD, telah ditandangani Sekretaris Jenderal Kemdikbud, Didik Suhardi.

Nota kesepahaman tersebut mengenai pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) guru-guru yang diterima dalam program GGD. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan hadir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut.

"Jangan sekadar menganggap mereka adalah pegawai baru atau angka statistik dalam daftar kepegawaian, tapi pandang mereka sebagai promotor dari perubahan di daerah," kata Mendikbud di Hotel Sahid, Jakarta, belum lama ini.

Bupati yang hadir dalam acara tersebut antara lain Bupati Sorong Provinsi Papua Barat, Bupati Nias Provinsi Sumatera Utara, Bupati Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Bupati Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Para guru garis depan yang akan datang ke daerah 3T, menurut Mendikbud, tidak sekadar mengajar, namun juga menginspirasi dan menjadi agen perubahan.

"Yang sekarang kita butuhkan adalah anak-anak yang datang ke sana untuk mengajar, mendidik, dan menginspirasi. Jangan berpikir hanya menjadi guru. Namanya menjadi guru, tapi perannya sebagai inspirator," tuturnya.

Ragam Budaya

Penggagas Program Indonesia Mengajar itu mengatakan, program GGD ini tidak hanya pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T, tetapi juga seperti merajut kembali tenun kebangsaan.

"Jadi, bukan sekadar dari tempat yang sama (mengajar) ke tempat yang sama, tapi membuat tenun menjadi satu. Kita semua termasuk beruntung, karena berinteraksi dengan ragam etnik dan budaya. Sementara jutaan orang Indonesia lain tidak pernah berinteraksi," katanya.

Guru-guru yang dikirim ke daerah 3T menghadapi kendala yang berat, seperti medan, ketersediaan listrik, dan infrastruktur yang menantang. Namun, ia bepesan guru-guru tersebut berperan dalam pencerdasan generasi muda dan berperan menjadi agen perubahan, sehingga tugas mulia itu harus diemban sebagai amanah.

"Dulu pada awal kemerdekaan, para mahasiswa dengan sukarela dikirim ke daerah tertinggal untuk mengajar di sekolah- sekolah yang belum ada gurunya. Itu jadi contoh untuk generasi sekarang," tuturnya. (nya-37)


Tags: