Beasiswa Riset BAZNAS Bagian dari Kesadaran Literasi Zakat untuk Masyarakat

Beasiswa Riset BAZNAS Bagian dari Kesadaran Literasi Zakat untuk Masyarakat

Jakarta (Pendis)— Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) gelar webinar dalam rangka memaparkan hasil riset peserta beasiswa, yang bertajuk "Efektifivitas Pedoman Al Quran Braile". Riset Mushaf Al-Qur'an Braille dengan studi kasus Hamzah dipaparkan oleh penerima beasiswa riset BAZNAS, Dr. Ridwan Effendi.

Pimpinan BAZNAS, KH. Achmad Sudrajat dalam sambutannya mengatakan, beasiswa riset khusus komunitas disabel netra saat ini, hanya tersedia sedikit kuota untuk para akademisi. 

Menurut Achmad, kebermanfaatan ini dapat menjadi bagian dari kesadaran literasi zakat untuk masyarakat. "Semoga hasil penelitian Ridwan memberikan manfaat lebih besar untuk ilmu pengetahuan," terangnya secara virtual, di Jakarta, Kamis (26/08/2021).

Kepala Subdirektorat Pendidikan Al Qur'an, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Mahrus, mengapresiasi kegiatan BAZNAS terkait beasiswa riset. Menurutnya, beasiswa riset dengan tema Mushaf Al-Qur'an Braille ini masih jarang dikaji Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.  

"Karena itu, saya berharap semoga hasil risetnya dapat memberi masukan penting pada pembelajaran Al-Qur'an Braille di Indonesia, yang baru dikenal sekitar tahun 50-an," kata Mahrus.

Dikatakan Mahrus, Riset Mushaf Al-Qur'an Braille dengan studi kasus Hamzah diharapkan dapat memberi rekomendasi penting pada Lajnah Pentashih Al-Qur'an dan untuk sosialisasi pembelajaran Al-Qur'annya dapat bekerja sama dengan Subdit Pendidikan Al-Qur'an Direktorat PD Pontren Ditjen Pendidikan Islam.

Peneliti sekaligus narasumber yang merupakan penerima Beasiswa Riset BAZNAS, Dr. Ridwan Effendi memaparkan hasil risetnya dengan judul 'Problematika Al Qur’an Braille (Komparasi Mushaf Standar Al Qur’an Braille Indonesia Dengan Mushaf Al Qur’an Braille Malaysia dan Kuwait, Serta Problematika Penulisan Hamzah)'.

Dalam paparannya, doktor disabilitas netra ini berharap hasil risetnya itu menjadi landasan akademik bagi pemangku kebijakan, ketika akan melengkapi Mushaf Al-Qur'an Braille di Indonesia.

Pentashih Mushaf Al-Qur'an, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, Ahmad Jaeni, MA, membahas lebih dalam diskusi Webinar ini. Hasil dari Riset dan juga materi paparan presentasi dapat diunduh di publikasi.baznas.go.id dengan judul 'Efektifivitas Pedoman Al Quran Braile'.

Webinar ini dihadiri oleh 78 peserta yang tersebar dari berbagai wilayah Indonesia. Beberapa peserta berasal dari kalangan santri disabilitas netra, mahasiswa, dosen, hingga teman dari beberapa komunitas tuna netra di Indonesia. (ME/Yuyun/Solla)