Calon Mahasiswa Bidik Misi Dirugikan

Calon Mahasiswa Bidik Misi Dirugikan

SEMARANG-Panitia Lokal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Semarang menemukan kesalahan sekolah saat meng-input data siswa yang seharusnya di jalur bidik misi, tetapi diklik pada jalur reguler.

Langkah ini jelas merugikan calon mahasiswa bidik misi yang telah direkomendasikan pada jalur beasiswa tersebut. Sesuai dengan mekanismenya, calon mahasiswa bidik misi direkomendasikan kepala sekolah berdasarkan persyaratan, siswa tersebut berasal dari keluarga miskin dan pandai.

Menurut Sekretaris Panlok SNMPTN Semarang Prof Wiyanto, dari pendaftaran yang dilakukan di panitia SNMPTN Universitas Negeri Semarang (Unnes), ditemukan jika sekolah kebablasan atau lalai saat meng-input data di halaman jalur reguler atau bidik misi. ”Pada halaman tersebut ada pilihan bidik misi atau reguler, tetapi sekolah mengklik reguler. Akhirnya siswa yang direkomendasikan sebagai calon mahasiswa bidik misi gagal terdaftar,” jelasnya.

Jika telanjur demikian, lanjut dia, calon mahasiswa bidik misi yang terdaftar di jalur reguler harus membayar biaya pendaftaran SNMPTN jalur undangan di Bank Mandiri. Sebab, mereka tak akan mendapatkan password untuk melanjutkan proses pendaftaran.

”Kalau terdaftar sebagai calon mahasiswa bidik misi, formulir akan memiliki tanda berbeda dari reguler, dan dapat langsung digunakan untuk menginput data oleh siswa. Namun, sebenarnya masih dapat diubah jika sekolah mengajukan permohonan reset data pada panitia pusat di website Halo SNMPTN, tapi proses tunggunya lama,” urainya.
Dapat Diperbaiki Selain permasalahan kelalaian dalam memilih jalur reguler dan bidik misi, panitia juga menemukan kesalahan sekolah saat memasukkan data peringkat siswa. Sekolah tidak memasukkan berdasarkan peringkat siswa, tapi malah sesuai dengan alpabet.

Kepala SMA 6 Semarang Toto Widyanto mengakui, ada kesalahan yang dilakukan pihaknya dalam meng-input data siswa yang seharusnya di jalur bidik misi menjadi di jalur reguler. ”Dari jumlah siswa yang didaftarkan di bidik misi, kesalahan menimpa hampir separuhnya. Kalau telanjur, mau bagimana lagi. Meski sulit mengubahnya, kami mengusahakan menghubungi panitia SNMPTN Pusat demi memperbaiki kesalahan ini,” tandasnya.

Untuk menghubungi panitia pusat, kata Toto, sulit. Namun, setelah berusaha mencari info yang akurat termasuk dari website SNMPTN, pihaknya menemukan jawaban pasti.

”Syukurlah, kesabaran kami membuahkan hasil. Sementara ini, masalah kesalahan itu sudah diselesaikan dengan bantuan panitia pusat,” ungkapnya.

Pihaknya menganggap kekeliruan tersebut diakibatkan sosialisasi yang minim ke pihak sekolah. (K3,H70-75)


Tags: