CIMA: UPH Salah Satu Universitas Terbaik di Indonesia

CIMA: UPH Salah Satu Universitas Terbaik di Indonesia

Jakarta -(Suara Pembaruan) Untuk memberikan perkuliahan tatap muka dalam bidang manajemen akuntansi, The Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) menunjuk Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai penyelenggara perkuliahan atau tuition provider program CIMA.

Alasan CIMA menunjuk UPH sebagai tuition provider dikarenakan UPH dinilai sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Chief Representative CIMA of Indonesia, Andrias Soesilo, mengatakan, UPH memiliki tenaga pengajar yang berkualitas dan kapabilitas terbaik. Selain itu, tenaga pengajar di UPH sudah terbiasa memberikan pengajaran dalam bahasa Inggris.

“Intinya, UPH adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia. Selain itu, UPH juga punya executive school bagi karyawan-karyawan perusahaan,” kata Andrias seusai acara penandatanganan MoU antara CIMA dengan UPH di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (4/2).

Tidak hanya itu, CIMA memilih UPH karena letak kampus di tiga kota yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya sangat strategis. Seperti kampus di Jakarta, terletak di kawasan Semanggi. Sehingga mudah dijangkau karyawan yang bekerja di kawasan Sudirman, Thamrin, dan Semanggi sendiri.

“Pemilihan lokasi juga menentukan pilihan kita. Tetapi di atas semua alasan, yang terutama kita memilih UPH karena merupakan universitas terbaik dan kami yakin para pengajarnya dapat memberikan pelatihan dan pengajaran terbaik untuk para mahasiswanya nanti,” ujarnya.

Kendati kerja sama dengan UPH baru dimulai hari ini, Andrias menjelaskan, pihaknya sudah masuk ke pertengahan 2013. Pertama, CIMA melakukan kerja sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

Hingga saat ini, CIMA telah memberikan beasiswa kepada 750 mahasiswa S1 di 16 universitas di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.

Kemudian memberikan beasiswa kepada profesional sebanyak 25 orang dan beasiswa kepada para pengajar sebanyak 40 orang.

Target CIMA ke depan adalah memanaje 750 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dapat lulus seluruhnya saat mengikuti ujian kelulusan CIMA.

“Jadi kita mau make sure, mereka semuanya lulus ujian dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Karena Indonesia sendiri banyak memerlukan sertifikasi profesi akuntasi. Dari hasil riset yang kita lakukan, terjadi gap antara mahasiswa dengan industri. Bukan karena enggak ada SDM, tapi industri merasa skill-nya kurang, khususnya di bidang akuntansi,” tuturnya.

Country Manager of Indonesia, Michael Yii, mengatakan, hasil laporan ini jelas menyatakan pasar ketenagakerjaan di Indonesia membutuhkan pengembangan. Kualifikasi profesional CIMA pada manajemen akuntansi dan kerangka kompetensi dapat membantu mengembangkan kemampuan para calon tenaga kerja di Indonesia. Juga membantu para perusahaan-perusahaan untuk mencapai kesuksesan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“CIMA bangga dapat bekerja sama dengan IAI untuk meningkatkan nilai jual para lulusan di Indonesia melalui Future CA-CGMA Programme,” tuturnya.

Salah satu mantan murid Sekolah Pelita Harapan yang telah menjadi murid CIMA dan telah bekerja di Shell Indonesia, Albert Ateng telah lolos ujian CIMA pada November 2013. Dia mendapatkan ranking satu di Indonesia dan Asia Tenggara, serta ranking sembilan di dunia.

Albert mengatakan, alasannya memilih belajar CIMA karena dia menemukan materi-materi CIMA sangat terpakai di dalam dunia kerja dan sangat berorientasi terhadap bisnis.

“Untuk ujiannya, saya membaca semua catatan kelas, menonton video pelajaran dan mengerjakan soal-soal dari ujian sebelumnya,” imbuhnya.

Penulis: Lenny Tristia Tambun/EPR


Tags: