Computational Thinking Jadi Program Unggulan Kementerian Agama RI

Computational Thinking Jadi Program Unggulan Kementerian Agama RI

Jakarta (Pendis) --- Kementerian Agama (Kemenag) menekankan kemampuan siswa madrasah untuk menjawab tantangan di masa depan. Di antaranya dengan memberikan kompetensi berpikir komputasional (Computational Thinking).

Pentingnya kemampuan berpikir komputasional dalam kegiatan pembelajaran itu disampaikan Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani disampaikan pada Rapat kerja Nasional (Rakernas) Kemenag RI, Selasa (06/04/2021).

Ramdhani menambahkan, injeksi Computational Thinking (CT) ini diinjeksikan ke seluruh madrasah di berbagai penjuru Indonesia dan menjadi salah satu program unggulan Kementerian Agama.

 “Computational thinking merupakan salah satu program prioritas Kemenag yang berada di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang bertujuan untuk membangun cara berpikir siswa agar memiliki kemampuan untuk melakukan dekomposisi dari berbagai persoalan, ” tambahnya.

Dhani melanjutkan, CT akan dapat mewujudkan kekuatan mantiq bagi siswa madrasah, mulai MI, MTs hingga MA dengan harapan alumni dari madrasah mampu berdaya saing di era digital saat ini. Untuk pilot project akan dimulai dengan pengenalan virtual di 9 kabupaten/kota. 

Guru besar Teknologi Informatika ini menegaskan, computational thinking adalah program strategis yang begitu penting diterapkan demi mencetak generasi bangsa unggulan. 

“Maka injeksi CT menjadi program unggulan di Kemenag karena merupakan kunci untuk menguasai masa depan,” pungkasnya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain menegaskan ketika bicara kompetensi siswa, maka tidak akan terlepas dari kemampuan guru dalam mengajar. Menurutnya, tantangan mulai dari munculnya era internet of things (IOT), menuntut guru untuk tidak hanya kreatif terkait materi ajar, tapi juga inovatif pada metodologi pengajaran.

“Tidak hanya peserta didik, pendidik di madrasah madrasah juga harus melengkapi dirinya dengan kemampuan dan pengetahuan cara berpikir berbasis komputer (computational thinking,” tegas Zain.

Dikatakan Zain, penerapan CT di madrasah untuk memantik cara bernalar peserta didik dalam belajar, sehingga kedepannya dapat mendongkrak angka PISA kita.  “Berpikir logik, sistematis dan sustainable sangatlah penting sebagai bekal bagi anak-anak kita,” ujar Zain. 

Menurut Zain, untuk merealisasikan program Computational Thinking di madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI sudah membentuk taskforce Computational Thinking. Tim ini, kata Zain, berisi para pakar dan pegiat Computational Thinking. (Yuyun/WE/My)
 


Tags: