Dirjen Pendis: Penghafal Alqur`an Diminati di Dunia Kerja

Dirjen Pendis: Penghafal Alqur`an Diminati di Dunia Kerja

Tangerang (Pendis) - Menghafal Alqur`an, membutuhkan berbagai cara untuk bisa mencapainya. Berbeda orang, berbeda pula cara yang digunakan agar proses menghafal Alqur`an bisa cepat dan lancar. Penelitian terkait metodologi menghafal Alqur`an, masih terus digali oleh Kementerian Agama. Terlebih lagi, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menargetkan sebanyak 10.000 Hafidz/Hafidzah santri bisa tercapai hingga tahun 2020.

Menurut Ditektur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA., pentingnya menghafal Alqur`an bisa memberikan keuntungan yang tak ternilai. Selain karena faktor ibadah bagi umat muslim, dunia kerjapun kini sangat melirik para penghafal Alqur`an. Etos kerja yang sangat baik bisa dilihat saat para penghafal Alqur`an sedang melakukan proses menghafalkan hingga khatam atau tamat. "dalam menghafal Alqur`an seseorang itu sudah dituntut untuk ulet, tawadhu`, tidak mudah menyerah yang semua itu sangat dibutuhkan dalam dunia kerja", kata kamaruddin Amin saat membuka acara Pengembangan Metodologi Tahfidz Alqur`an di Tangerang pada Senin (26/03/2018).

Pria kelahiran Makassar tersebut juga menegaskan, hampir semua Perguruan Tinggi terutama yang dibawah naungan Kementerian Agama, akan memberikan kemudahan dan berbagai beasiswa bagi para penghafal Alqur`an yang ingin melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. "tidak hanya Perguruan Tinggi di bawah naungan Kemenag, Perguruan Tinggi dibawah Naungan Kemenristek juga sudah membuka jalur khusus bagi para penghafal Alqur`an", tegas Kamaruddin.

Kepala Subdit Pendidikan Al Qur`an Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dr. H. Syafiuddin, MA. yang turut membuka acara tersebut, juga masih berupaya meningkatkan jumlah Hafidz/Hafidzah di Pondok Pesantren di seluruh pelosok Indonesia. Melalui para Kepala Seksi Pondok Pesantren yang berada di Kantor Wilayah Provinsi yang hadir dalam acara, Syafiuddin berpesan agar melakukan pengawasan lebih intensif kepada seluruh Pondok Pesantren yang ada di wilayahnya masing-masing. "pengawasan kepada Pondok Pesantren kali ini merupakan salah satu cara menggali metodologi-metodologi dalam menghafal Alqur`an yang lebih baik", jelas Syafiuddin.

Selain untuk menggali metodolgogi penghafalan Alqur`an, pengawasan terhadap Pondok Pesantren juga dibutuhkan jika proses standarisasi mutu dan kualitas Pondok Pesantren nantinya dijalankan. Standarisasi juga mencakup kebutuhan literasi kitab kuning yang menjadi pelajaran dasar dalam pembelajaran di Pondok Pesantren.

(Humas.Pendis/Zahirul/ra)


Tags: