Ditjen Pendis Menjadi <i>Leading Sector</i> Gerakan Nasional Revolusi Mental

Ditjen Pendis Menjadi <i>Leading Sector</i> Gerakan Nasional Revolusi Mental

Jakarta (Pendis) - Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Prof. Dr.rer.soc. H. R. Agus Sartono, M.B.A, berharap Kementerian Agama turut berperan aktif dalam menyukseskan gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Lebih-lebih Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang merupakan organisasi negara yang membidangi pengembangan pendidikan dan karakter sumber daya manusia Indonesia utamanya melalui layanan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Hal ini dikatakannya saat rapat Penyusunan Konsep Aksi Nyata Revolusi Mental yang diselenggarakan di Ruang Rapat Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat 3 Jakarta Pusat, Rabu 11 Januari 2017. Dalam pertemuan itu, dihadiri oleh perwakilan dari 3 (tiga) Kementerian, yakni Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Adapun unsur Kementerian Agama dihadiri oleh utusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, yakni Dr. H. Imam Safei, M.Pd, Direktur Pendidikan Agama Islam, dan Dr. H. Suwendi, M.Ag, kepala Seksi Kurikulum pada Subdit Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah.

GNRM (Gerakan Nasional Revolusi Mental) merupakan amanat dari Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental yang di antaranya bertujuan untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa agar terbentuk budaya bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila. GNRM menghendaki seluruh warga bangsa Indoensia untuk melakukan perubahan baik dalam cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup guna membangun karakter yang lebih baik. Untuk itu, setidaknya ada tiga karakter yang dikembangkan dalam GNRM yakni integritas, etos kerja dan gotong royong. Untuk integritas, diindikatori oleh sikap jujur, dapat dipercaya, berkarakter, dan bertanggung jawab. Untuk etos kerja, diindikatori oleh sikap kerja keras, optimis, produktif, inovatif , dan berdaya saing. Untuk gotong royong, diindikatori oleh sikap bekerjasama, solidaritas tinggi, komunal, berorientasi pada kemaslahatan, dan kewargaan.

Untuk menyukseskan GNRM, setidaknya dilakukan melalui 5 (lima) aksi nyata gerakan revolusi mental, yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu. Untuk menyukseskan itu, diinstruksikan kepada seluruh jajaran pemerintah untuk melaksanakan GNRM melalui gugus tugas, pengembangan program dan ketersediaan anggaran.

Menurut Deputi yang merupakan guru besar Universitas Gadjah Mada itu, substansi dari GNRM adalah mengubah karakter agar menjadi lebih baik dan itu kuncinya ada di lembaga pendidikan. Oleh karenanya, lembaga pendidikan itu sejatinya adalah untuk membentuk karakter, bukan semata-mata untuk mencerdaskan peserta didik. Dalam konteks inilah, 3 (tiga) kementerian yang diundang hadir diharapkan menjadi leading sector dalam menyukses GNRM itu, yakni Kementerian Agama, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Masing-masing kementerian diminta untuk memberikan progres penyelenggaraan GNRM ini secara periodik kepada Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Selain melalui kegiatan rutin, GNRM juga diselenggarakan melalui kegiatan yang bersifat masif terutama yang mengiringi dengan even-even besar, seperti Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) oleh Kemendikbud, Hakteknas (Hari Teknologi Nasional) oleh Kemenristek-Dikti, dan Hari Santri oleh Kementerian Agama. Even-even besar itu didesain untuk menjadi satu tema, yakni Revolusi Mental. (swd/dod)


Tags: