Dosen PTKI Mengenalkan Islam Nusantara di Austria, Eropa

Dosen PTKI Mengenalkan Islam Nusantara di Austria, Eropa

Jakarta (Pendis) - Para peserta program Postdoctoral Fellowship Program For Islamic Higher Education (POSFI) tiba di tanah air disambut Kasubdit, para kasi dan staf Subdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggin Islam Kemenag RI pada rabu malam di Jakarta, (21/12/2016).

Kasubdit Ketenagaan, Dr. Mamat Salamat Burhanuddin, M.Ag menyampaikan ucapan terimakasih dan memberikan apresiasi atas keseriusan mengikuti program FOSFI.

"Kami mewakili Direktorat Pendidikan Tinggi Islam mengucapkan terima kasih. Kita berharap program ini berdampak, bukan hanya peningkatan kompetensi pada pribadi namun juga mutu layanan pendidikan di perguruan tinggi secara umum. Apa yang didapat di Austria harus ditularkan dalam bentuk karya. Program yang ada ini, selain perluasan akses juga bertujuan peningkatan mutu akademik dan mutu pembelajaran", tuturnya.

Mamat juga mengapresiasi, "saya senang sekali, konsep Islam nusantara sudah disebarkan di Austria karena memang bagi masyarakat Eropa Islam yang dikenal hanya sebatas islam Timur Tengah yang akhir-akhir ini identik dengan konflik dan kekerasan. Sedangkan bagi kita Islam adalah agama yang moderat, toleran dan inklusif yang bisa berdamai dengan adat dan kultur masyarakat".

Para peserta POSFI di Austria yang terdiri dari 5 orang, yaitu Ahmad Ali Nurdin dari UIN Bandung, Saparuddin dari UIN Medan, Nafis Irkhami dari IAIN Salatiga, Muhammad Obie dari IAIN Gorontalo dan Ro`fah dari UIN Yogyakarta kemudian melakukan dialog secara intensif dan memaparkan hasil selama 2 (dua) bulan di Wina, Austria.

Selaku ketua rombongan, Ro`fah menguraikan pelaksanaan program POSFI selama di Wina.

"Pertama, kami mendapatkan bahan rujukan mutakhir untuk penulisan buku referensi dan artikel jurnal. Kedua, menjadi Guest Lecturer dalam bidang kajian Islam Nusantara, studi humaniora,dan sains. Ketiga, membangun kerjasama dengan universitas/lembaga mitra luar negeri tujuan. Keempat, partisipasi di beberapa seminar. Kelima, diskusi dengan para akademisi dan profesor terkait tema deradikalisasi di Austria", paparnya.

Ahmad Ali Nurdin menambahkan, bahwa kegiatan ini sangat berdampak positif dan konstruktif dalam meningkatkan kualitas dosen dan kelembagaan PTAI.

"Kegiatan semacam ini sangat positif dan konstruktif bagi upaya peningkatan daya saing kelembagaan PTAI menuju perguruan tinggi bertarap internasional, yaitu melalui jalinan kerjasama dan kemitraan dengan PT/lembaga research luar negeri. Sedangkan bagi pengembangan kompetensi dosen PTAI dalam bidang academic research, academic writing dan academic networking didapat melalui presentasi ilmiah, riset ilmiah, penerbitan naskah di jurnal internasional. Hal yang tak kalah penting program POSFI adalah sebagai media sosialisasi dan internasionalisasi kajian Islam Nusantara", ungkapnya.

(ogie/ra)


Tags: