Dosen Universitas Leiden Kagum dengan Tema Presentasi Peserta

Dosen Universitas Leiden Kagum dengan Tema Presentasi Peserta

Leiden (Pendis) - Setelah lima minggu peserta short course berstandar internasional di Universitas Leiden, kini tiba masanya presentasi peserta short course di hadapan akademisi Universitas Leiden yang dilaksanakan pada hari Jumat (15/12) kemarin. Tema-tema kreatif peserta short course yang mengangkat tema penelitian dengan basis tradisi lokal masyarakat nusantara membuat kagum para dosen yang hadir pada sessi presentasi tersebut. Di antara dosen yang hadir adalah Nico Kaptein, David Henley, Bedner, Gerard Persoon, Mara, Petra d Bruijn, dan beberapa mahasiswa program doktor yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Islam (PPI) Belanda.

"Tema-tema penelitian ini sangat bagus dan menarik," ungkap Nico Kapten kagum. Nico Kapten adalah salah satu dosen yang pernah tinggal beberapa lama di Indonesia dan banyak memahami konteks lokalitas bangsa. Bahkan, Mara salah satu dosen mentor menyatakan kesediaanya untuk memfasilitasi para peserta Short Course tersebut untuk mencari mitra dalam pelaksanaan riset ke depan. Gerard Persoon yang tampak asyik menikmati presentasi peserta sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, yang kadang-kadang makin keras anggukannya. "Bagi kami, semakin keras anggukannya menunjukkan makin tertarik menyimaknya," ujar Shalehudin, salah satu peserta mengungkapkan kegembiraannya.

Ditawari Lanjut Studi pada Program Doktor

Ahmad Shalehuddin adalah salah satu peserta yang berasal dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Dia termasuk yang ditawari untuk lanjut studi S-3 di Universitas Leiden karena risetnya yang unik. Pria yang selalu ekspressif dan dengan gayanya yang kocak tersebut menyampaikan risetnya yang berjudul "The Influence of Religious Understanding towards Environmentally Damaging Behavior: The Case Study on the Dieng Plateau Wonosobo Central Java." Presentasinya menarik minat salah satu dosen yang hadir di forum tersebut. Ketertarikan terhadap riset ditunjukkan secara khusus oleh para dosen mentor lainnya. Bahkan Kamarusdiana, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang mempresentasikan tema penelitian tentang akses keadilan bagi perempuan dalam hal pembagian harta gono-gini menyedot banyak perhatian terutama para dosen yang hadir di forum tersebut.

Bahkan, salah satu masukan Mara, sang mentor, adalah agar dirinya lebih memaksimalkan penguasaan bahasa untuk mensupport penelitiannya yang banyak mengundang decak kagum peserta seminar. Sehingga hasil risetnya bisa diakses kalangan akademisi lebih luas.

Presentasi peserta short course ini merupakan salah satu tahap dari rentetan agenda kegiatan short course. Saat itulah, para peserta "unjuk" kemampuan riset dan presentasi. Sehingga, Universitas Leiden memberikan dua sertifikat, yakni sertifikat kepesertaan dalam short course dan sertifikat presentasi pada even internasional.

Diktis Memberikan "Insentif" Tambahan untuk Riset

Sepulangnya peserta Short Course ini pada hari Ahad (18/12) kemarin, dan setelah mendengarkan laporan para peserta serta perubahan risetnya, Direktorat menetapkan untuk memberikan "insentif" tambahan untuk menopang riset alumni peserta short course tersebut. Hal ini dimaksudkan agar risetnya tidak terlupakan setelah beraktifitas dengan kesibukan kesehariannya nanti. Semoga duta nusantara ini bisa menyelesaikan tugasnya. (n15/ak)


Tags: