Guru Besar UM Ingatkan Tantangan Guru Kimia di Abad 21

Guru Besar UM Ingatkan Tantangan Guru Kimia di Abad 21

Malang (Pendis) - Guru Besar Kimia Universitas Negeri Malang (UM) Prof. Effendy, mengingatkan kepada para guru madrasah pengampu mata pelajaran Kimia terkait tantangan guru Kimia di abad 21. Menurutnya, guru kimia madrasah mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mencapai program Negara membangun generasi emas Indonesia tahun 2045.

Dikatakan Effendy, bahwa sebenarnya guru kimia secara tidak sadar telah mempraktekan pendekatan pembelajaran dengan karakteristik pembelajaran abad 21 seperti integratif, holistik, saintifik, dan kontekstual. Menurutnya, saat ini masih banyak guru yang memiliki mispersepsi dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan saintifik.

"Banyak guru kimia yang salah paham tentang percobaan kimia dengan pendekatan saintifik, biasanya mereka hanya menyuruh para siswa melakukan percobaan mandiri, tanpa menyusun skenario dan mengontrol variable percobaan," ungkap Effendy pada rangkaian acara Pelatihan Calon Instruktur Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah di Malang, Rabu (18/09).

Kepada calon Instruktur Provinsi, Effendy menghimbau untuk berfikir keras dan melakukan banyak percobaan untuk membuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang sesuai dengan tema-tema dalam mata pelajaran kimia.

"Tema pembelajaran kimia abad 21 sekarang menjadi salah satu tema yang ramai diperbincangkan dalam seminar-seminar ilmiah untuk menunjang program tersebut," sambungnya.

Effendy juga menambahkan beberapa masalah yang kerap ditemui dalam pembelajaran kimia di sekolah maupun perguruan tinggi. "Masalah yang kerap ditemui pada pembelajaran kimia diantaranya guru tidak menerangkan fenomena sehari-hari secara mendasar, memaparkan materi dengan kesalahan konsep, dan pembelajaran yang belum berorientasi pada pengembangan karakter siswa," tambahnya.

Kasubdit Bina Guru MA/MAK, Kastolan, berharap dengan dipilihnya Prof. Effendy sebagai pemateri dalam acara tersebut dapat merekonstruksi metode pembelajaran para calon instruktur kimia Provinsi Jawa Timur. "Setelah pemaparan dari Prof. Efendi saya berharap dapat membuka wawasan peserta, karena dalam materi tersebut sudah cukup dipaparkan secara jelas masalah dan mispersepsi dalam pembelajaran kimia beserta solusinya," harap Kastolan
(Ridho/ M Yani)


Tags: