Guru PAI Akan Jadikan Daerah 3T sebagai Halaman Depan Indonesia, Benteng NKRI dan Islam Moderat

Guru PAI Akan Jadikan Daerah 3T sebagai Halaman Depan Indonesia, Benteng NKRI dan Islam Moderat

Tangerang (Pendis) - Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safei, menyatakan dalam siaran persnya (11 Desember 2017) bahwa direktorat yang dipimpinnya memiliki peran yang signifikan dalam menguatkan moderasi keislaman dan sikap nasionalisme kepada siswa-muslim yang mengikuti pendidikan di layanan sekolah (SD/SMP/SMA/SMK). Direktorat PAI berkontribusi dalam memberikan corak pemahaman keislaman kepada lebih dari 80% dari seluruh siswa di sekolah. Meski dengan porsi waktu belajar sangat terbatas, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam mengamalkan ajaran Islam sehari-hari.

Menurut Imam Safei, gugusan pulau dan kawasan dari Sabang hingga Merauke merupakan satu kesatuan wilayah NKRI yang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan Pendidikan Agama Islam, tak terkecuali daerah yang terkategori sebagai Daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal). Daerah 3T merupakan halaman depan Indonesia dan daerah penentu atas kualitas bangsa Indonesia. Ia menjadi jendela dan representasi atas corak keislaman dan keindonesiaan sekaligus. Untuk itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam terdorong untuk membentengi Daerah 3T itu dari anasir pemikiran keislaman yang transnasional serta gerakan yang merapuhkan keindonesiaan. Daerah 3T sudah saatnya ditempatkan sebagai benteng awal Indonesia dari pemikiran keislaman yang melemahkan nasionalisme keindonesiaan.

Hari Senin, 11 Desember 2017, Direktorat Pendidikan Agama Islam telah melepas 110 (seratus sepuluh) Guru Pendidikan Agama Islam yang berasal dari sejumlah wilayah untuk berkiprah di sejumlah daerah 3T, yang terbagi ke dalam 2 (dua) program.

Pertama, Program Bina Kawasan (Bantuan Insentif Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan di Wilayah Perbatasan) dengan merekrut 50 (lima puluh) Guru Pendidikan Agama Islam (6 perempuan dan 44 laki-laki) yang berlatar belakang pendidikan pesantren dan lulusan perguruan tinggi keagamaan Islam yang lulus seleksi. Mereka akan ditempatkan di 25 (dua puluh lima) kabupaten daerah 3T dalam 19 (sembilan belas) provinsi. Di antara daerah yang dituju adalah Atambua dan Rote Ndau Nusa Tenggara Timur, Nunukan Kalimantan Utara, Kepulauan Aru Maluku, Natura Kepulauan Riau, Sorong Papua Barat, Pulau Derawan dan Pulau Maratua Kalimantan Timur, Toli-Toli Sulawesi Tengah, serta sejumlah daerah tertinggal lainnya.

Kelima puluh peserta program Bina Kawasan akan mendampingi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di sekolah dan pendidikan keagamaan Islam di masyarakat lokasi sasaran, selama 12 (dua belas) bulan penuh. Kementerian Agama memfasilitasi dan memberikan pembiayaan secara penuh kepada seluruh peserta yang meliputi living cost, biaya kesehatan dan asuransi, transportasi lokal, akomodasi, dan biaya pengembangan program.

Kedua, program visitting teacher dengan melibatkan 60 (enam puluh) guru Pendidikan Agama Islam (GPAI SD, SMP dan SMA masing-masing 20 orang) yang akan diterjunkan ke sejumlah daerah 3T selama sepekan. Program ini didedikasikan untuk mendalami problem dan menawarkan solusi atas penyelenggaraan dan metodologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Dengan program ini, diharapkan dapat terjadinya tranformasi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam yang lebih baik di sejumlah daerah 3T. Di samping itu, program visiting teacher ini memberikan kesempatan kepada guru Pendidikan Agama untuk mengambil hikmah dan proses pembelajaran dari masyarakat yang kurang menguntungkan secara nyata.

Di antara daerah sasaran program visiting teacher ini Bau-Bau Sulawesi Tenggara, Tidore Maluku Utara, Flores NTT, Karimun Kepulauan Riau, dan sejumlah daerah 3T lainnya.

Menurut Direktur Pendidikan Agama Islam, kedua program itu merupakan wujud nyata dari Direktorat yang dipimpinnya untuk menjadikan daerah 3T sebagai halaman depan Indonesia yang aman, nyaman, dan damai. "Semoga Allah SWT menempatkan program ini sebagai bagian dari amal jariyah kita," harap Imam Safei. (Swd/dod)


Tags: