HAB ke-72, Mari Tebarkan Kedamaian

HAB ke-72, Mari Tebarkan Kedamaian

Jakarta (Pendis) - Hari Amal Bhakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama tahun 2018 mengambil tema "Tebarkan Kedamaian". Tema dipilih karena pada hakikatnya agama berfungsi menyemai kebaikan dan menebar kedamaian bagi seluruh umat manusia.

Kedamaian adalah pesan universal semua ajaran agama kepada umat manusia. Kedamaian akan membawa kebahagiaan. Kedamaian adalah jalan menuju kesejahteraan dan kemajuan. Kedamaian merupakan pintu maslahat bersama. Dan, hanya dengan hati yang damai, sanubari kita bisa merasakan kasih sayang Tuhan yang hakiki.

"Saya mengajak seluruh aparatur sipil negara Kementerian Agama dan semua komponen umat beragama di tanah air agar bersama-sama menjadi duta penebar kedamaian. Marilah kita buktikan bahwa agama sesungguhnya membawa angin kesejukan yang menenteramkan. Dalam damai akan tercipta negeri yang tenteram dan sejahtera," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam arahan di Jakarta dalam rangka Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama, Rabu (03/01/18).

Pesan kedamaian yang disampaikan oleh Menteri Agama makin terasa penting untuk digaungkan agar kita tidak terjerembab dalam kubangan perseteruan dan jebakan permainan atas nama agama, "kalaulah belum sanggup mengatasi pertentangan dengan seruan damai, setidaknya marilah mendamaikan diri sendiri dari nafsu angkara murka, syakwasangka, tingkah yang pandir, sifat-sifat batil, ataupun tangan yang jahil."

Dengan salam kedamaian, Lukman Hakim mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik sesama aparat pemerintah pusat dan pemerintah daerah, wakil rakyat di parlemen, majelis-majelis agama dan tokoh agama, pers dan media, maupun seluruh lapisan masyarakat umat beragama, atas segala dukungan dan kerjasama yang telah diberikan kepada Kementerian Agama selama ini. Semoga semakin efektif dan produktif di masa mendatang.

Dalam akhir arahannya, Menteri Agama berpesan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama agar mampu memaknai bahwa bekerja adalah ibadah, bekerja untuk melayani masyarakat adalah sebuah kehormatan. "Mari menjalankan pengabdian dengan sikap amanah dan keikhlasan, dan jangan sekali-kali mempermainkan jabatan. Sebagai hamba Tuhan dan aparatur negara, kita semua menyadari bahwa panggilan terbesar tentu adalah panggilan Tuhan. Maka yakinilah bahwa panggilan tugas melayani sesama, melayani masyarakat sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab hakikatnya adalah pengejawantahan dan manifestasi panggilan Tuhan," terangnya. (sya/dod)


Tags: