Hanya 30 Sekolah yang Terapkan Kurtilas

Hanya 30 Sekolah yang Terapkan Kurtilas

CIANJUR, (PRLM).- Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cianjur gagal menerapkan kurikulum 2013 (Kurtilas) secara meneyeluruh menyusul adanya surat edaran dari kementerian pendidikan. Sebelumnya Disdik Cianjur bersikeras akan menerapkan kurikulum 2013 mengingat semua persiapan baik sarana maupun prasarana sudah dilakukan.

Akibat gagal menerapkan secara menyeluruh kurtilas, sejumlah buku pelajaran kurtilas menumpuk disejumlah sekolah lantaran sudah terlanjur pengadaanya. Hanya beberapa sekolah saja yang masih bisa menerapkan kurtilas. Itupun merupakan sekolah yang telah ditentukan berdasarkan Daftar Tenaga Pendidik (Dapodik) dari kementerian pendidikan.

Sekretaris Disdik Cianjur, Jumati mengatakan, gagalnya penerapan kurtilas secara menyeluruh tersebut bukan kemauan dari Disdik, melainkan adanya surat edaran. "Memang awalnya kalau dari kementerian masih multi tafsir, sehingga awalnya kita akan tetap menerapkan kurtilas mengingat berbagai persiapan telah dilakukan. Namun setelah adanya edaran dari dirjen pendidikan kita tidak bisa berbuat banyak," kata Jumati saat ditemui di kantornya, Senin (9/3/2015).

Dalam surat edaran tersebut menyebutkan bahwa sekolah diluar sekolah sasaran dikembalikan ke kurikulum 2016. Sedangkan sekolah sasaran masih bisa melanjutkan kurtilas. "Bisa dibayangkan seluruh sekolah mulai dari SD, SMP, SMA/SMK sudah mempersiapkan diri menerapkan kurtilas termasuk mempersiapkan guru-gurunya, tiba-tiba di cancel harus kembali ke kurikulum 2006. Disitulah pasti merasa sedih, tapi ini kebijakan harus diikuti," ujarnya.

Dikatakan Jumati, di Kabupaten Cianjur hanya ada 30 sekolah sasaran yang masih terus menerapkan kurtilas. Sekolah tersebut terdiri dari 13 SD, 5 SMP dan 12 SMA/SMK. "Diluar 30 sekolah itu kembali ke kurikulum 2006, hayana 30 sekolah yang bisa melanjutkan kurtilas," tegasnya.

Pihaknya tidak mempermasalahkan adanya edaran kembalinya ke kurikulum 2006. Hanya berharap para siswa tidak terganggu belajarnya dengan bolak-baliknya penerapan kurikulum ini. "Mudah-mudahan saja belajar siswa tidak terganggu, terutama yang sudah kelas enam dan tiga yang sebentar lagi mau Ujian Nasional (UN). Jangan sampai perubahan kurikulum ini mengganggu pelajaran mereka," ucapnya.

Untuk memproteksi siswa agar tidak terganggu dalam belajar akibat perubahan kurikulum, pihaknya terus menerus menyampaikan informasi kesetiap sekolah adanya pengembalian kurikulum ke yang lama diluar sekolah sasaran. "Tentu kita khawatir, makanya kita terus sampaikan ke setiap sekolah mengenai perubahan ini agar siswa tidak terganggu," tambah Jumati (Bisri Mustofa/A-147)


Tags: