Humas  Era 4.0

Humas Era 4.0

Seseorang yang memilik profesi dan pekerjaan di bidang hubungan masyarakat atau humas saat ini tidak hanya milik sebagian orang saja, melainkan secara tidak langsung sudah menjadi kemampuan hampir semua pengguna gadget di era revolusi 4.0.

Humas berkaitan dengan penyampaian informasi kepada public dan menekankan bahwa informasi yang disampaikan oleh seorang humas tidak boleh ada kebohongan, karena bicara humas, maka bicara baik. Seorang humas terlarang untuk bicara tidak sesuai fakta

Bidang profesi kehumasan yang di dalamnya meliputi profesi bidang humas itu sendiri, media cetak maupun media online, saat ini dihadapkan dengan tantangan kecanggihan teknologi informasi. Penyampaian informasi kepada publik saat ini terjadi begitu cepat dengan bantuan telepon pintar atau smartphone yang hampir dimiliki semua orang. Namun, dalam hal ini perlu dipilah-pilah lagi mana informasi yang benar-benar valid dan informasi yang bohong atau hoax. Maka di sinilah peran humas sesungguhnya untuk menyampaikan informasi yang valid berdasarkan data, cek dan ricek.

Tidak bisa dipungkiri bahwa rata-rata kita menghabiskan waktunya selama sekitar 4 hingga 5 jam bahkan mungkin lebih dengan telpon pintar (smartphone). Aplikasi yang dibuka puluhan aplikasi perhari, dan 60 persen Google Search berada di smartphone.
Di Indonesia, menurut Dewan Pers ada sekitar 47.000 media, termasuk media online, radio, TV dan 2000 media cetak. Dan pertanyaannya, di antara sekian banyak media itu, manakah yang menyajikan informasi berimbang dan akurat bagi publik?

Data lain mengungkapkan bahwa Google menghasilkan rata-rata 300 ribu konten perhari, 15 juta foto diunggah perjam di Facebook, 3 miliar like dan komentar, 500 juta Twit per hari atau ada 6000 Twit perdetik, di Youtube rata-rata ada 1 miliar orang yang menonton perhari, di Instagram terdapat 4 juta foto perjam atau 1200 foto yang diunggah perdetik. Belum lagi jumlah grup WhatsApp yang dimiliki setiap orang. Artinya, semakin sulit untuk mendapatkan atensi kalau kita ingin menyosialisasikan konten positif.

Di beberapa negara di dunia, seperti Amerika Serikat, Cina dan Swiss sudah menggunakan robot untuk menulis artikel. Bahkan di Swiss terdapat robot bernama Tobi yang dapat menulis sebanyak 40.000 artikel news dalam waktu 5 menit dalam dua bahasa, yakni Perancis dan Jerman.

Kita menganggap bahwa dunia humas tidak akan tergantikan, namun sebuah perusahaan agensi di Jepang memiliki artificial intelegent creative directure. Robot ini ditugaskan untuk membuat iklan dengan diberikan brief-nya, setelah itu hasilnya di-compare dengan iklan buatan manusia, dan dibandingkan antara iklan yang dibuat oleh robot dengan iklan buatan manusia, ternyata orang lebih menyukai buatan robot. Tidak cukup sampai di situ, saat ini sudah mampu membuat musik video. Dan masih banyak artificial intelegent yang lainnya.

Hal yang dapat dilakukan sebagai seorang humas dalam melakukan publikasi agar dapat bersaing mendapatkan atensi di tengah maraknya media, yaitu :
1. Shifting public relation mindset
Mindset seorang humas harus mengikuti revolusi, jika dulu kita mencari media untuk membayar iklan, maka sekarang kita harus menambahkan data analitik, serta artificial intelegent.
2. Know your audience
Kita perlu tahu audiens kita, siapa sasarannya, sehingga strategi yang kita gunakan tepat mengenai sasaran audiens yang dimaksud.
3. Dont think outside the box, think like here is no box
Berpikirlah kreatif sebagai seorang humas dalam menyampaikan informasi, jangan terlalu kaku, karena dengan kreatifitas humas akan dapat menarik atensi publik. Tidak cukup berpikir out of the box, melainkan think like here is no box.
4. Humanize your brand
Brand yang kita buat jangan terlalu kaku. Ini merupakan hal yang seringkali terjadi dalam penyampaian informasi oleh humas, maka ke depannya branding yang kaku harus ditinggalkan untuk menarik atensi dan informasi tersampaikan pada targetnya.

5. Keep it short and sweet
Jangan terlalu panjang dalam membuat sebuah iklan atau konten, pendek dengan kemasan yang menarik lebih disukai orang, karena orang sekarang lebih menyukai hal yang simpel tapi informatif
6. Story tellers
Kemampuan bercerita, informasi yang disampaikan humas selain kreatif, short and sweet, juga harus mampu menceritakan maksud yang ingin disampaikan. Misalnya melalui infografis sebagai informasi dalam bentuk cerita singkat.
7.Formula: right content-right people-right time-right channel-right personalization.
Formulanya adalah konten yang tepat di-manage oleh orang yang berkompeten, waktu yang tepat, channel yang tepat, serta tepat mengenai personal atau sasaran informasi.(*)

Penulis : Hikmah Romalina
Pranata Humas Muda Pada Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI


Tags: