<i>Islamic Boarding School</i> Ala MAN Insan Cendikia

<i>Islamic Boarding School</i> Ala MAN Insan Cendikia

Kendari (Pendis) - The Founding Father Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) telah mendesain madrasah ini dengan sistem asrama layaknya pondok pesantren (Islamic Boarding School). Karenanya yang akan dihasilkan oleh madrasah unggul ini tidak saja anak-anak bangsa yang cerdas intelektual tetapi moral, karakter dan unggul kapasitas religiusitasnya.

Pandangan itu dikatakan Ruchman Basori, Sekretaris Pendidikan Menengah Universal (PMU) MAN IC saat memberikan materi Peningkatan Mutu MAN IC Melalui Pembelajaran Berbasis Asrama dalam acara "Workshop Peningkatan Profesionalisme Guru MAN Insan Cendekia" di Kota Kendari (17/09).

Lebih lanjut dikatakan, ikhtiar membangun madrasah unggul seperti MAN IC harus didahului dengan mengembangkan kapasitas SDM guru. "Guru sebagai perancang bangun kurikulum, pelaksana pembelajaran, penginspirasi dan motivator bagi peserta didik amat penting dan harus selalu di update pengetahuan dan ketrampilannya", kata Ruchman.

Dihadapan civitas akademika MAN IC Kota Kendari, Ruchman Basori menegaskan salah satu ciri madrasah bermutu, diantaranya dengan ketersediaan guru yang baik (good teacher) dan metodologi pembelajaran yang tepat. Aspek lainnya adalah penciptaan suasana pembelajaran dan kultur akademik madrasah yang kondusif.

Pada kesempatan itu Ruchman Basori mengatakan "Asrama tidak sekedar tempat tinggal siswa, tetapi merupakan laboratorium kehidupan. Tempat dimana para siswa/i mengenal orang lain dari berbagai daerah, karakter, budaya, dan adat istiadat". Karenanya antara pembina asrama harus bersinergi, berintegrasi dalam menyusun kurikulum keasramaan, melaksanakan kegiatan asrama dan pengelolaan asrama, agar terintegrasi dengan pembalajaran di Madrasah.

Workshop diselenggarakan selama tiga hari, 16-18 September 2016. Diikuti seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan MAN Insan Cendekia Kota Kendari berjumlah 20 orang. MAN IC Kota Kendari merupakan satu diantara 17 MAN Insan Cendekia yang sudah eksis dididirikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI di 17 provinsi di Indonesia.

Tidak lupa Ruchman Basori mengingatkan, saat ini bangsa ini sedang mendapatkan tantangan yang komplek. Dalam kontek keagamaan sedang marak munculnya kelompok-kelompok yang menganggap dirinya paling benar (truth claim), menyalahkan muslim lain, bahkan sampai mengkafirkan (takfiri) jika tidak sepaham dengannya. "Anak-anak MAN IC harus diberikan pemahaman ke-Islaman yang cukup, terbuka (inklusif), toleran dan damai, sehingga tidak berfikiran sempit" harap Ruchman.

Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam telah merancang kurikulum keasramaan MAN IC di seluruh Indonesia, salah satunya ditetapkannya kitab-kitab kuning standar yang harus dikaji dan diajarkan kepada para siswa/i MAN IC, yaitu Kitab Aqidatul Awam, Ta`lim al Muta`alim, Al Arbain Nawawi dan Safinatun Najah.

Selain itu agar mereka mempunyai kecakapan pergaulan global diberikan minimal tiga bahasa yang harus dikuasainya, Bahasa Arab, Inggris dan Bahasa Indonesia. Tidak lupa nilai-nilai dan tradisi serta amaliyah yang berlaku di pondok pesantren di nusantara juga diajarkan seperti, sholawatan, tahlil, manaqib dan tradisi lainnya.

"Kita berharap wawasan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan anak-anak MAN IC dapat tertanam dengan baik. Islam harus mampu menjadi perekat dan merangkul semua paham, golongan dan idiologi dalam wadahnya Islam yang rahmatan lil alamin", lanjut Ruchman Basori.

Sementara itu, Abdul Basit, Kepala MAN IC Kota Kendari mengatakan bahwa kegiatan workshop ini untuk membekali para guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran, manajerial, dan sekaligus pendamping pendidikan di MAN IC. "Para Guru yang berasal dari latar belakang ini harus diberikan semangat, diwariskan nilai-nilai, agar dapat mewujudkan cita-cita Kementerian Agama menjadikan MAN IC sebagai Madrasah Berasrama", katanya.

Abdul Basit berharap, agar para guru dapat menggali ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diberikan oleh para nara sumber agar nantinya dapat dipraktekan dalam mengelola Madrasah harapan masyarakat ini.

Dalam hal pembina asrama di MAN IC Kota Kendari sudah terdapat dua Pembina Asrama. Untuk Pembina Putra oleh Ramadlon alumni PP. Gontor Ponorogo sementara untuk pembina puteri Ustadzah Megawati dari Pondok Pesantren As`adiyah Wajo sengkang dengan membina tidak kurang 65 siswa.

Nara sumber lain dari Kementerian Agama RI adalah M. Munir, Kasubbag TU Direktorat Pendidikan Madrasah yang juga PMU MAN Insan Cendekia. Disamping itu akademisi dari IAIN Kendari, Kepala MAN IC Kendari dan nara sumber lain yang ahli di bidangnya.

(@viva_tnu/ra)


Tags: