Inisiasi Program Unggulan Ditjen Pendidikan Islam (1)

Inisiasi Program Unggulan Ditjen Pendidikan Islam (1)

Jakarta (Pendis) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menyelenggarakan inventarisasi sejumlah inisiasi program unggulan di tingkat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2017, yang meliputi kegiatan di unit setingkat eselon 2. Hal ini dilakukan dalam Rapat Pimpinan Ditjen Pendidikan Islam, Senin, 20 Maret 2017 di ruang rapat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama lantai 8.

Dalam kesempatan itu, hadir Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin; Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Moh. Isom Yusqi; Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah, Nur Kholis Setiawan, yang sekaligus menjabat sebagai Plt. Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah; Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safei, yang sekaligus menjabat sebagai Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; dan Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Nizar, dan pejabat eselon III serta beberapa pejabat eselon IV di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam.

Menurut Kamaruddin Amin, inventarisasi program inisiasi ini dibutuhkan untuk disampaikan kepada Menteri Agama sebagai wujud keseriusan dalam bekerja. "Saya mohon bantuan seluruh pejabat untuk benar-benar bekerja secara inovatif dan serius. Program 2017 harus mencerminkan program yang benar-benar unggul," papar pria kelahiran Wajo, 5 Januari 1969.

Sesi pertama diisi dengan penyampaikan program Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah, disampaikan oleh Nur Kholis Setiawan. Menurut pria kelahiran Kebumen, 10 November 1969, setidaknya ada 4 (empat) program besar yang dikembangkan, yakni diarahkan pada etik, estetik, literasi, dan kinestetik. Unuk program etik diwujudkan dalam bentuk perumusan kode etik siswa madrasah, penyusunan buku modul pengayaan sikap berbangsa dan bernegara di lingkungan madrasah, pemberian bantuan sarpras yang akuntabel dan transparan, perizinan madrasah yang akuntabel. Program yang diarahkan pada estetik meliputi penyelenggaraan Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA Cabang Seni), PPMN, pembangunan madrasah ramah lingkungan dan punya kekhasan lokal. Adapun program literasi diimplementasikan dengan penyusunan pedoman pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler siswa madrasah, orientasi kepribadian siswa madrasah, penguatan partisipasi siswa dalam lingkungan hidup. Sedangkan program kinestetik dibuktikan dengan penyelenggaraan ajang kreativitas seni dan olahraga madrasah, pengkondisian dan kegiatan dalam bentuk kompetisi untuk mendorong dan memacu efektifitas pelaksanaan program.

Pada bagian lain, guru besar UIN Yogyakarta itu menyampaikan bahwa di Direktorat yang dipimpinnya telah melahirkan setidaknya 7 (tujuh) aplikasi yang bisa diakses secara langsung oleh masyarakat, yakni (1) SIKURMA (Sistem Kurikulum Madrasah), (2) SIMSARPRAS (Sistem Sarana dan Prasarana), (3) Direktori Penerima Bantuan, (4) SIKRAMAD (Sistem Informasi Kerjasama Madrasah), (5) PPMN (Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional), (6) PIP (Program Indonesia Pintar), dan (7) SIMBOS (Sistem Informasi Manajemen Bantuan Operasional Sekolah). "Ketujuh aplikasi ini merupakan upaya untuk mendekatkan layanan direktorat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan sejumlah usulan, tukar informasi, kerjasama, keluhan, serta persoalan-persoalan lainnya" papar doktor jebolan Oriental and Islamic Studies, Universitas Bonn, Jerman, tahun 2003.

Pada saat yang sama, Nur Kholis juga menyampaikan sejumlah program untuk lingkungan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah. Menurut Nur Kholis, "Ada problem besar yang harus segera dituntaskan di direktorat yang baru ini, yakni persoalan sertifikasi, inpassing, dan tunjangan bagi guru madrasah. Oleh karenanya, fokus 2017 akan lebih banyak diarahkan ke situ, baik regulasi, pendanaan, dan hal-hal lainnya". (swd/dod)


Tags: