IPK Tinggi Penting, Tetapi Tidak Menjamin Keberhasilan

IPK Tinggi Penting, Tetapi Tidak Menjamin Keberhasilan

Salatiga (Pendis) - Dengan hanya mengejar Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi sebagai simbol capaian akademik, tidaklah cukup bagi mahasiswa. Mahasiswa perlu mengembangkan tradisi intelektual, pengembangan bakat minat dan ketrampilan (profesionalitas) dan pengembangan sosial kemasyarakatan.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Ruchman Basori, Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI saat memberikan pembinaan kepada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi dan Tahfidzul Qur`an di IAIN Salatiga, Kamis (04/08/16).

Ruchman menambahkan, "bagi saya Indeks Prestasi Kumulatif tinggi penting, tetapi tidak menjamin keberhasilan seseorang. Perlu piranti lainnya, yaitu kecerdasan emosional yang dicirikan dengan karakter dan kapasitas kepribadian dan semangat mengabdi untuk kepentingan orang lain (kepekaan nurani)".

Di hadapan 167 Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidikmisi dan Tahfidzul Qur`an di IAIN Salatiga, Ruchman menekankan pentingnya mencari pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tidak saja di bangku kuliah (kuliah tatap muka) namun bisa mencarinya dengan aktif mengembangkan organisasi kemahasiswaan.

Sejarah telah mencatat betapa peran aktivis mahasiswa sangat penting dan strategis. Tidak jarang para pemimpin di negeri ini adalah berasal dari garba aktivis mahasiswa. "Orang yang aktif di organisasi sudah terbiasa kerja keras, semangat membara untuk melakukan perubahan dan tidak takut menerjang badai," tegasnya.

Kepada mahasiswa Bidikmisi dan Tahfidzul Qur`an, Ruchman Basori menaruh harapan besar, agar wajah Indonesia masa depan diisi oleh calon-calon pemimpin yang hari ini mendapatkan kesempatan beasiswa studi dari pemerintah. "Salah satu bentuk rasa syukur Anda semua adalah menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Karena salah satu kekuatan PTKI adalah di tangan mahasiswa yang tidak saja cerdas intelektual, namun cerdas emosional dan spiritualnya".

Kegiatan pembinaan dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan Koordinasi dan Evaluasi Program SBSN Tahun Anggaran 2016 di Aula Baru Lantai III IAIN Salatiga. Hadir dalam kegiatan itu adalah Moh. Khusen Wakil Rektor III IAIN Salatiga, Mochlasin Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI), Ilya Muhsin Wakil Dekan III Fakultas Syariah, M. Gufron Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUAH), dan Astuti Sakdiyah Kasubbag Kemahasiswaan.

Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan ini mengharapkan kepada mahasiswa untuk mempunyai semangat jihad intelektual yang tinggi. Mencari dan mencari ilmu pengetahuan setinggi mungkin. "Pemerintah dan lembaga donor telah banyak memberikan beasiswa kepada orang-orang yang ingin maju. Kemiskinan jangan sampai menghalangi untuk meraih cita-cita tinggi," katanya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama telah memberikan program-program beasiswa kepada mahasiswa, diantaranya Program Beasiswa Bidikmisi pada PTKI, Program Beasiswa Mahasiswa Prestasi, Beasiswa Tahfdzul Qur`an, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) untuk kalangan santri pesantren dan lain-lain.

Tidak lupa Ruchman berpesan kepada para pimpinan PTKI untuk menjadikan mahasiswa itu sebagai aktor penting. Mahasiswa bukan menjadi ancaman karena kekritisannya tetapi mahasiswa adalah teman yang baik untuk bersama-sama mengembangkan PTKI. "Alangkah ruginya jika mahasiswa sebagai kaum muda intelektual tidak bisa disinergikan kekuatannya untuk membesarkan kampus".

Narasumber lain yang diharapkan memberikan pembinaan adalah Siti Sakdiyah, Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Dikti Islam Kementerian Agama RI. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam telah merancang berbagai program di tahun 2017 untuk memperkuat kapasitas mahasiswa apakah di bidang pengembangan intelektual, profesional dan sosial kemasyarakatan.

Sementara itu, Moh. Khusen Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Salatiga menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas kehadiran Kasi Kemahasiswaan Direktorat Dikti Islam. Khusen meminta kepada para mahasiswa untuk memanfaatkan waktu yang langka ini untuk berdialog dan menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyak dengan Bapak Ruchman Basori. (Ruchman Basori/dod).


Tags: