Islam Nusantara Bentuk Dialog Islam dengan Konteks Lokal dan Keragaman

Islam Nusantara Bentuk Dialog Islam dengan Konteks Lokal dan Keragaman

Den Haag (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin mengatakan bahwa Islam Nusantara menjadi model tentang bagaimana dialog Islam yang inovatif dengan konteks lokal dan sekaligus merangkul keragaman dapat diwujudkan. Hal ini disampaikan Kamaruddin Amin saat memberikan sambutan pada jamuan makan malam dan gelar kebudayaan bertajuk "Nusantara Night" yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Den Haag, Rabu (29/03/2017). Kegiatan ini diselenggarakan KBRI Den Haag sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan konferensi internasional mengenai Islam moderat di Indonesia yang sukses diselenggarakan dua hari sebelumnya di Kampus Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda.

Kamaruddin menyambut baik adanya usaha bersama untuk mempromosikan Islam Nusantara ke Eropa. Namun demikian, Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini mengingatkan bahwa promosi Islam Nusantara ke tataran global bukan berarti meng-copy mentah-mentah Islam di Indonesia ke negara lain.

"Metodologi dan strategi budaya Islam Nusantara dapat diadopsi sebagai model bagaimana universalitas Islam diejawantahkan dalam konteks lokal, merespon persoalan kekinian, dan sekaligus menjamin realisasi nilai-nilai fundamental Islam mengenai perdamaian, keadilan, dan kasih sayang di antara seluruh umat manusia," ujarnya.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, menyatakan bahwa promosi Islam Nusantara sangat tepat sebagai konter atas meluasnya pandangan mengenai benturan peradaban (clash of civilization) di antara sebagian pemimpin dunia dan masyarakat Barat dewasa ini. "Banyak karakter positif dari Islam Nusantara sangat relevan untuk mewujudkan Islam sebagai agama kemanusiaan dan perdamaian di pentas global," kata Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja.

Beberapa karakter positif Islam Nusantara diilustrasikan secara rinci oleh Dubes RI ini, seperti akomodatif terhadap konteks lokal, respek terhadap keragaman, inovatif dalam dakwah, kepedulian pada pendidikan karakter, pendekatan kebudayaan, dan komitmen pada keadilan. "Karakter semacam ini menghasilkan ekspresi Islam yang menekankan moderasi, toleransi, non-kekerasan, keadilan dan perdamaian," tegas Dubes RI yang pernah berperan penting dalam tercapainya kesepakatan perdamaian RI dengan GAM pada 15 Agustus 2005.

Nusantara Night diselenggarakan KBRI Den Haag sekaligus untuk menegaskan signifikansi Islam Nusantara pada tataran global. Hal ini secara konkret ditunjukkan dengan bagaimana Islam Nusantara dapat menjadi salah satu komponen kunci dari diplomasi budaya Indonesia di kancah politik internasional.

Selain beberapa pertunjukan seni dan kebudayaan, acara Nusantara Night ini juga akan diisi dengan pidato kebudayaan oleh empat Duta Besar RI mengenai "Diplomasi Budaya Islam Nusantara: Pengalaman dan Refleksi." Keempat Dubes RI yang akan menyampaikan pidatonya adalah Agus Maftuh Abegebriel (Dubes RI untuk Arab Saudi), Achmad Chozin Chumaidy (Dubes RI untuk Lebanon), Safira Machrusah (Dubes RI untuk Aljazair), dan Husnan Bey Fananie (Dubes RI untuk Azerbaijan).

Ketua Syuriyah PCINU Belanda, KH Nur Hasyim Subadi, menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sangat besar kepada Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja atas dukungan yang telah diberikan. "Hal ini menunjukkan kepedulian tinggi KBRI Den Haag atas signifikansi Islam Nusantara bagi citra global Indonesia di kancah internasional," tegas tokoh ulama alumni Universitas Al-Azhar Kairo ini.

Apresiasi senada juga disampaikan Katib Syuriyah PCINU Belanda, M. Shohibuddin. Menurutnya, dukungan besar KBRI Den Haag baik dalam konferensi internasional maupun menyelenggarakan Nusantara Night merupakan bukti bahwa Pemerintah RI memiliki kesadaran dan komitmen tinggi untuk menjadikan Islam Nusantara sebagai salah satu komponen diplomasi budaya Indonesia di luar negeri.

Ditemui secara terpisah, Fahrizal Yusuf Affandi, salah satu aktivis PCINU Belanda yang sekaligus panitia Nusantara Night, juga menyampaikan penghargaan yang tinggi atas peran besar KBRI Den Haag dalam mendukung promosi Islam Nusantara di arena global. "Penandatangan dan deklarasi Piagam Den Haag sebagai pesan utama Nusantara Night tidak akan terwujud tanpa dukungan penuh dari KBRI Den Haag," kata mahasiswa doktoral di Wageningen University ini.

Menurutnya, Piagam Den Haag itu akan menegaskan Islam Nusantara sebagai komitmen bangsa Indonesia untuk mewujudkan perdamaian, keadilan dan persaudaraan di antara seluruh umat manusia. Piagam ini diharapkan akan ditandatangani oleh para hadirin Nusantara Night yang terdiri dari para Duta Besar RI, pejabat Kementerian Agama RI, pemakalah pada konferensi internasional, diaspora Indonesia di berbagai negara, serta peneliti dan pemerhati Islam dan Indonesia dari berbagai lembaga akademik di Belanda. (Zidal Huda/dod)


Tags: