Jepang Prioritaskan Pertukaran Pelajar

Jepang Prioritaskan Pertukaran Pelajar

SURABAYA (Okezone.com)- Pemerintah Jepang tidak patah-arang memajukan negaranya, pascabencana gempa dan tsunami, hingga radiasi nuklir. Mereka tetap membuka kerja sama dengan Indonesia terutama di bidang pendidikan.

Salah satu kerja sama itu dilakukan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dengan Shizuoka International School.

Presiden Direktur Shizuoka International School Japan, Yoshihara Kaoru mengatakan, kerja sama akan difokuskan pada pertukaran mahasiswa khususnya dalam hal penguasaan bahasa antarnegara. Kerja sama ini sebagai tindak lanjut pertukaran pelajar yang dilakukan Untag dengan Shizuoko. "Kita sering melakukan kerja sama dengan Untag, ada sekira tujuh mahasiswa Untag ke Jepang," katanya.

Tak hanya itu, dalam pertukaran pelajar selama ini, banyak pelajar Indonesia tertarik bekerja di Jepang. Mereka rata-rata bekerja di Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Osaka. “Ini kan sebuah keuntungan. Kami akan terus melakukan kerja sama ini,” kata Yoshihara.

Dalam kesempatan itu, Yoshihara juga menyampaikan kuliah umum tentang Masih Amankah Belajar di Jepang Pascabencana Alam dan Ledakan Reaktor Nuklir? Menurutnya, penanganan Jepang pascagempa dan tsunami memang belum sepenuhnya selesai. “Masih membutuhkan waktu, banyak sampah yang harus dilakukan pembenahan,” ujarnya.

Masyarakat Jepang dan dunia, lanjut dia, sampai saat ini masih mengkhawatirkan efek radiasi dari imbas ledakan reaktor nuklir di Fukushima. Namun, pemerintah Jepang memastikan kepada dunia jika negaranya masih aman. Proses penanganan radiasi nuklir dilakukan dengan cepat. Yoshihara memastikan, efek radiasi saat ini semakin mengecil.

“Tingkat radiasi terus mengecil karena setiap hari pemerintah Jepang bersama pakar ahli nuklir dunia terus melakukan pengecekan,” Yoshihara membeberkan.

Dia mengimbuhkan, wilayah Jepang secara keseluruhan masih aman, misalnya wilayah tempat kampusnya berdiri, Sizhuoka. Di kampus ini terletak di kawasan penampungan yang dipastikan aman dari radiasi nuklir. “Tempat lain masih aman. Pemerintah terus mensterilkan lokasi nuklir,” ujarnya menjelaskan.

Rektor Untag, Prof. Ida Ayu Brahmasari mengaku gembira atas terlaksananya jalinan kerja sama ini. “Ini merupakan visi kami sebagai empowering and networking university,” katanya.

Ayu mengatakan, selain menggandeng Jepang, Untag juga bekerja sama dengan pemerintah Belanda untuk program dual degree. “Kami juga menggandeng lembaga non-pendidikan seperti Plaang Merah Indonesia (PMI) dan kantor pos,” kata Ayu mengimbuhkan. (arief ardliyanto/sindo) (rfa)(//rhs)


Tags: