Ke Depan Tantangan Pengembangan PPRG Tidak Mudah!

Ke Depan Tantangan Pengembangan PPRG Tidak Mudah!

Malang (Pendis) - Ditjen Pendidikan Islam menggulirkan program PPRG pada PTKIN dengan lokus 12 satker PTKIN sebagai pilot model pada tahun 2016. Rentetan kegiatan yang dilakukan dimulai pada bulan April 2016, berupa pertemuan awal untuk persamaan persepsi antara pengelola PPRG di 12 PTKIN (antara para perencana, dan PSG/PSW) termasuk dengan Ditjen Pendis Pusat, dilanjutkan dengan ToT, pendampingan dan penyusunan dokumen PPRG dan ARG. Ke-12 PTKIN yang dimaksud yaitu UIN Malang, UNI Alaudin Makassar, UIN Sumatera Utara, UIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Metro Lampung, IAIN Pekalongan, IAIN Purwokerto, IAIN Samarida, IAIN Surakarta, IAIN Gorontalo, IAIN Pamekasan dan IAIN Jember.

Hal ini diungkapkan oleh Kasubbag Pelaporan dan Evaluasi Program Ditjen Pendidikan Islam Farhatin Ladia, S.Sos, M.Si dalam sambutannya pada Pembukaan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Responsif Gender di Malang, Rabu (07/12/16).

Dalam sambutannya, Kasubbag yang akrab dipanggil dengan Farla ini, menceritakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan PPRG tahun 2016 mengalami banyak tantangan dan kendala antara lain berkaitan dengan pemotongan anggaran program Pendis tahun 2016. Meskipun begitu, lanjut Farla, dengan besaran anggaran yang tersisa bervariasi semua bisa berjalan sesuai petunjuk teknis yang disepakati.

Untuk tahun 2017, Kasubbag asal Kuningan Jawa Barat ini menginformasikan bahwa program PPRG pada 12 PTKIN akan diteruskan dengan penambahan 5 PTKIN baru, yaitu UIN Bandung, IAIN Mataram, IAIN Batusangkar, IAIN Pontianak dan STAIN Sorong.

Selain itu, Farla pun menegaskan tahun depan (2017) misinya mengimbaskan PPRG dan pelatihan untuk penyusunan dokumen PPRG di satker Kanwil dan Kankemenag Kab/Kota. "Tantangan ke depan saya kira tidak mudah karena tahun depan (2017) akan masuk ke satker Kanwil dan Kankemenag Kab/Kota, yang bisa jadi agak resisten terhadap program PPRG," tutur Kasubbag yang belum lama menduduki pos pelaporan dan evaluasi program.

Oleh karena itu, Farla pun mengajak para pengelola PPRG di 12 PTKIN yang nantinya menjadi leading sektor, untuk melakukan desain bersama, seperti apa strategi dan langkah-langkah yang harus dilaksanakan secara lebih baik serta dicukupkan dengan anggaran yang ada. "Penyamaan persepsi pejabat kanwil di awal kegiatan PPRG akan menjadi entri poin yang sangat penting bagi keberlangsungan program PPRG," pungkas Farla. (khan/dod)


Tags: