Kelompok Kerja Guru (KKG) Harus Siap Mendongkrak Rating PAI

Kelompok Kerja Guru (KKG) Harus Siap Mendongkrak Rating PAI

Jakarta (Pendis) - Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Dr. Amin Haedari dalam sambutannya pada kegiatan Pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD di Tangerang, 13-15 Mei 2015 berselang mengatakan bahwa target direktorat setiap tahunnya tidak muluk-muluk. Menjadikan para guru PAI (GPAI) yang tadinya berdiri di pinggir, melangkah ke depan dan berani di depan. Melalui berbagai upaya yang diluncurkan hal ini menampakkan hasil. GPAI sekarang jadi rebutan. Ibarat program TV, ratingnya mulai naik meningkat. Hal ini karena mereka pun tak kalah bersaing dengan guru mata pelajaran lain yang mendapat pelatihan-pelatihan. Karenanya KKG sebagai wadah GPAI harus ambil bagian ikut mendongkrak PAI di lapangan agar ratingnya semakin baik. Rating yang tinggi menunjukkan PAI maupun GPAI mulai disukai.

Harapan tersebut hanya akan terwujud jika direktorat mampu meningkatkan kemampuan GPAI yang dibinanya, salah satunya dalam hal pengelolaan pembelajaran. GPAI harus bisa memegang metode pembelajaran di kelas minimal 10 jurus dari 24 jurus (metode) yang untuk saat ini dikenal. Untuk itu KKG sebagai motor penggerak GPAI mulai dari tingkat gugus, kecamatan hingga kabupaten/kota harus bersinergi untuk mensukseskan terwujudnya guru aktif dan menyenangkan di kelas. Tak ada pembelajaran aktif jika gurunya tak aktif. Pelajaran yang menyenangkan akan membuat gurunya juga disukai. Dalam waktu dekat, direktorat akan merumuskan penelitian untuk melihat kadar atau tingkat rasa suka peserta didik terhadap gurunya. Kira-kira guru mata pelajaran apa yang paling disukai siswa di sekolah. Hasil penelitian ini akan menjadi rujukan untuk melihat seberapa besar potensi GPAI untuk disukai oleh siswanya. Amin menyebutkan bahwa paradigma madrasah dan sekolah memang berbeda. Di madrasah, siswa diarahkan untuk menyukai mata pelajaran umum, namun sebaliknya di sekolah umum, siswa dibidik untuk menyukai mata pelajaran agama sebagai pegangan.

Amin juga menjamin bahwa Direktorat PAI senantiasa berinovasi setiap tahunnya dalam hal pelatihan pembelajaran GPAI. Para pengurus KKG di daerah harus berpartisipasi dalam menularkan ilmunya terkait model-model pembelajaran terbaru melalui pelatihan-pelatihan di lapangan. Direktorat meyakinkan bahwa ke depan para narasumber yang mengisi pelatihan di daerah haruslah orang-orang yang paham lapangan. Untuk itu Direktorat PAI akan mengirim surat ke instansi Kemenag di daerah untuk menghimbau agar selektif dalam menentukan narasumber atau fasilitator kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis (bimtek). Di sinilah peran KKG menjadi sangat penting karena harus menjadi tim solid atau fasilitator handal yang menjadi ujung tombak tersebarnya pengetahuan mengenai metode-metode baru dalam pembelajaran di kelas.

Perlu diketahui kegiatan Workshop Pemberdayaan KKG yang digagas oleh Subdit PAI SD ini dihadiri oleh 60 pengurus KKG PAI SD perwakilan dari 32 provinsi di seluruh tanah air. KKG PAI adalah sebuah wadah perkumpulan guru-guru PAI mulai dari tingkat gugus, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi yang memiliki 3 fungsi penting yakni sebagai wadah silaturahmi, informasi dan komunikasi serta peningkatan kompetensi para GPAI. Dalam implementasinya, struktur KKG PAI dan kegiatannya mengacu pada Pedoman Pemberdayaan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat PAI Kementerian Agama RI yang setiap tahunnya senantiasa direview agar mengikuti perkembangan informasi pendidikan.

(wikan/dod/dod)


Tags: