Kemdiknas Luncurkan Perangkat Pendidikan Inklusif

Kemdiknas Luncurkan Perangkat Pendidikan Inklusif

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional meluncurkan tiga perangkat pendidikan inklusif. Perangkat dalam bentuk buku tersebut digunakan sebagai panduan untuk mengembangkan lingkungan inklusif ramah terhadap pembelajaran.

"Perangkat ini merupakan pelengkap dari panduan sebelumnya. Diadaptasi dari UNESCO, buku ini telah diterapkan di berbagai negara," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Mudjito dalam siaran persnya, Rabu (10/8).

Menurutnya, tiga topik tersebut memperkaya khasanah implementasi di sekolah. Dia menyebutkan, buku pertama berjudul “Disiplin Positif dalam Kelas Inklusif Ramah Pembelajaran-Panduan bagi Pendidik” berisi cara mendisiplinkan anak, mengatasi kekerasan fisik dan verbal, serta pendidikan karakter.

Buku kedua berjudul "Saran Praktis Pembelajaran Kelas Besar-Panduan bagi Pendidik", kemudian buku ketiga berjudul “Mengajar Anak-anak dengan Disabilitas dalam Seting Inklusif".

"Buku ketiga merupakan elaborasi sesuai jenis kebutuhan pada anak, sehingga guru umum mendapatkan pengetahuan bagaimana memperlakukan keragaman individu anak," ujarnya.

Dua Layanan

Mudjito menjelaskan, anak berkebutuhan khusus mempunyai dua layanan mendasar. Layanan itu untuk mengatasi kecacatan mereka dan standar yang sama dalam alat pembelajaran dengan anak normal seperti baca, tulis, hitung, dan melek komputer. "Pelayanan inklusi menggunakan pendekatan manajemen berbasis sekolah," tandasnya.

Head of Education Unit UNESCO Office Jakarta Anwar Alsaid mengatakan, buku itu dapat digunakan untuk anak-anak normal, terutama yang memiliki latar belakang berbeda. "Pendidikan inklusif penting bagi negara yang memiliki keragaman bahasa dan budaya, apalagi Indonesia adalah negara yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu," tuturnya.

Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar, saat ini ada 1.600 lebih SD dan 300 lebih SMP yang menyelenggarakan program pendidikan inklusif. Sekolah tersebut melayani 30.000 anak berkebutuhan khusus. Jumlah sekolah luar biasa SD dan SMP negeri 516, sedangkan SD dan SMP swasta 2.113 sekolah.


Tags: