Kemenag Bekali Mahasantri PBSB Moderasi Beragama

Kemenag Bekali Mahasantri PBSB Moderasi Beragama

Jakarta (Pendis) --- Sebanyak 15 mahasantri Progrqm Beassiswa Santri Berprestasi (PBSB) perwakilan dari 10 perguruan tinggi mitra Kementerian Agama diberikan pembekalan perihal moderasi beragama oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren selama tiga hari.

Direktur PD Pontren, Waryono dalm pembukaan pembekalan mengajak kepada mereka agar di kampusnya masing-masing mereka bisa menjadi penggerak dalam mempromosikan praktik keberagamaan yang moderat. (26/8)

Menurutnya, para mahasantri ini memiliki modal untuk menjadi penggerak, karena memiliki tradisi keilmuan yang kuat semasa belajr di pesantren. "Sebagai orangvyang pernah belajar keilmuan agama di oesantren, Anda harus menjadi penggerak moderasi beragama yang kontekstual, yaitu menyuarakan kehidupan yang moderat, yang bisa beradaptasi dengan perubahan zaman," pintanya.

Waryono meminta kepada para mahasantri PBSB ini untuk tidak mudah terkejut dengan hal-hal yang belum pernah diketahuinya di pesantren. "Sebagai mahasiswa yang juga alumni pesantren, jika ada masalah, carilah referensinya. Jangan mudah tergoda. Cepat membenarkan atau menyalahkan. Dalami dulu masalahnya, lalu carilah sumber keilmuannya," terangnya.

Pria kepahiran Cirebon ini juga mengingatkan, bahwa untuk memelopori atau menggerakkan ini memang tidak mudah, karena memerlukan pengetahuan yang luas. "Wajib bagi mahasantri PBSB untuk memperkaya wawasan," pintanya.

Menurutnya, hal ini tak lepas dari tantangan yang dihadapi para mahasantri dalam praktek keberagamaan di kampus, yaitu fenomena takfiri, ekstrimisme, dan puritanisme. "Saat ini kita sedang dihadapkan pada cara pandang keagamaan yang puritan. Jadi yang dibidik bukan substansi agama, tapi tradisinya," imbuhnya.

Karenanya Waryono meminta agar para mahasantri PBSB bangga sebagai orang yang pernah belajar si pesantren. "Temen-temen mahasantri PBSB ini semua adalah calon pemimpin bangsa, calon pemimpin masyarakat. Sebagai calon pemimpin, maka berperilakulah sebagaimana orang Indonesia," pintanya.

"Indonesia ini plural, masyarakatnya majemuk.  Jadi sebagai calon pemimpin, anda harus berwawasan luas dan memiliki referensi keilmuan yang mendalam," tambahnya.

Acara pembekalan akan berlangsung tiga hari, dari 25-28 Agustus, menghadirkan para tokoh agama dan aktivis, seperti Kiai Masyhuri Malik, Abdul Kholik Ahmad, dan lainnya.

(Beta/MY)


Tags: