Pelatihan Pustakawan dan Laboran angkatan ke-3

Pelatihan Pustakawan dan Laboran angkatan ke-3

Surabaya (Pendis) - Sebanyak 35 Pustakawan dan 40 Laboran mengikuti Pelatihan Pustakawan dan Laboran angkatan ke-3. Proyek yang disupport Bank Dunia ini, telah memberikan fasilitas pelatihan 200 lebih pustakawan dan laboran, dan kini memasuki tahun kedua.

Kasubdit Bina GTK MA/MAK yang juga sekaligus Wakil Komponen 3 PMU REP MEQR, Anis Masykhur pada kesempatan tersebut memberikan motivasi dan pengayaan kurikulum merdeka  kepada para peserta.
 
"Saya perlu menyampaikan bagaimana implementasi kurikulum merdeka yang dikaitkan dengan tugas dan fungsi pustawan dan laboran," kata Anis di Surabaya, Selasa (01/08/2023). 

Dengan segala kelebihan dan kekurangan sumber laya laboran dan pustakawan, potensi keduanya harus dioptimalkan. Perlu diketahui, bahwa sebagian besar pustakawan dan laboran adalah guru yang ditugaskan dengan tugas tambahan. Tidak semua madrasah memiliki pustakawan maupun laboran. Sehingga, program-program peningkatan kompetensi seperti ini sangat dibutuhkan.

Tugas laboran umumnya adalah pelaksanaan, perawatan, pengelolaan dan pengembangan. Namun, dalam praktiknya laboran hanya lebih disibukkan dengan  pengelolaan dan perawatan peralatan. 

"Saya memimpikan para laboran banyak melakukan aktivitas pengembangan. Apalagi jika dikaitkan dengan kurikulum merdeka, pengembangan dan inovasi adalah keniscayaan," ungkap Anis. 

Anis berharap, laboran diharapkan lebih kreatif dan inovatif. Begitu pula dengan pustakawan. Anis berharap para pustakawan yang sebagian besar adalah para guru yang mendapatkan tugas tambahan,  mereka diharapkan dapat melakukan banyak inovasi agar peserta didik tertarik untuk banyak membaca. 

"Jika para guru dan pustakawan dapat mendorong minat baca buku, maka ia akan memiliki kebiasaan belajar tuntas dan mendalam. Jika kecenderungan mengkaji secara mendalam sudah tumbuh, maka pada hakikatnya ia sudah menjiwai kurikulum merdeka," jelas Anis.

Di bagian akhir orasinya, Anis juga berharap para peserta untuk mengikuti seluruh proses kegiatan, mengambil ilmunya dan selanjutnya mengimplementasikannya di madrasahnya masing-masing.

Menurutnya, sudah saatnya kinerja laboran dan pustakawan melampaui tugas dan fungsinya. Sebab, madrasah membutuhkan pustakawan dapat berkontribusi dalam menumbuhkan rasa cintanya pada buku. Bahkan, melalui pustakawan, dunia mengenal kekuatan unsur akademik madrasah. 

"Pustakawan harus tahu koleksi perpustakaannya, terbiasa buat abstraksi buku, dan memiliki aplikasi open source perpustakaan, agar perpustakaan madrasah terekspose ke dunia luar," jelasnya lebih lanjut.

Demikian halnya dengan laboran. Laboram tidak hanya menjalankan fungsi membantu guru, tapi juga memiliki karya untuk menyelesaikan masalah-masalah terdekat dari madrasah terutama yang tidak diakomodasi dalam capaian pembelajaran di madrasah. Seperti masalah air bersih, udara panas, listrik dan sejenisnya.

Pada pelatihan kali ini dihadirkan narasumber yang terdiri dari para praktisi perpustakaan nasional, akademisi dan instruktur nasional. Pelatihan ini akan berakhir hingga tanggal 4 Agustus.