Kemenag - LPDP Siapkan Skema Beasiswa Dosen PTKI

Kemenag - LPDP Siapkan Skema Beasiswa Dosen PTKI

Diktis - Program 5000 doktor dalam negeri sudah menjaring 5 angkatan sejak 2014 dan akan dioptimalkan melalui skema dana LPDP di tahun 2021. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani pada kegiatan Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Beasiswa di Bogor, Jumat (16/04).

“Beasiswa Doktoral (S3) dalam negeri yang biasanya termasuk dalam skema program 5000 Doktor akan berubah melalui pengelolaan dari LPDP,” tuturnya.

Namun begitu Ali Ramdhani mengingatkan kepada Perguruan Tinggi Mitra untuk terus mengawal mahasiswa penerima beasiswa doktoral yang masih berjalan (on-going) agar cepat lulus.

“Pengelolah beasiswa diharapkan membuat trobosan agar awardee (penerima beasiswa) tetap semangat untuk menyelesaikan masa studinya. Bila perlu dipaksa tinggal di sekitar kampus agar fokus pengerjaannya,” ucapnya.

Terkait syarat penyelesaian publish jurnal terindeks Sinta 1 atau 2 atau internasional bereputasi tidak bisa menjadi hambatan.

"Membuat jurnal sebenarnya sangatlah mudah, sulit itu bagi yang belum mencoba. Bahkan dulu banyak skripsi mahasiswa harus bisa dipublish di jurnal internasional. Yang menjadi catatan adalah kualitas pembimbingnya yg diharapkan serius mendampingi," ungkap mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati tersebut.

Kasubdit Ketenagaan, Mamat S Burhanuddin menambahkan bahwa kegiatan ini ingin menghasilkan treatment agar penerima beasiswa on going bisa lulus tepat waktu.

“Kemenag akan membuat kebijakan sesuai kebutuhan, misalnya mengeluarkan edaran tentang sanksi bagi yang lambat lulus atau aturan tentang penyesuaian di masa pandemi," kata Mamat.

Ummu Shofiyah selaku Leading Sector Program menekankan pentingnya laporan persemester untuk memantau perkembangan mahasiswa penerima beasiswa.

“Aplikasi http://5000doktor.diktis.id/ akan dimaksimalkan untuk memantau progress report permahasiswa, apakah sudah tahap ujian proposal, pembimbingan, ujian kelayakan, ujian kompre, ujian tertutup, ujian terbuka, atau malah tidak ada progres studinya,” pungkasnya. ogie

Diktis - Program 5000 doktor dalam negeri sudah menjaring 5 angkatan sejak 2014 dan akan dioptimalkan melalui skema dana LPDP di tahun 2021. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani pada kegiatan Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Beasiswa di Bogor, Jumat (16/04).

“Beasiswa Doktoral (S3) dalam negeri yang biasanya termasuk dalam skema program 5000 Doktor akan berubah melalui pengelolaan dari LPDP,” tuturnya.

Namun begitu Ali Ramdhani mengingatkan kepada Perguruan Tinggi Mitra untuk terus mengawal mahasiswa penerima beasiswa doktoral yang masih berjalan (on-going) agar cepat lulus.

“Pengelolah beasiswa diharapkan membuat trobosan agar awardee (penerima beasiswa) tetap semangat untuk menyelesaikan masa studinya. Bila perlu dipaksa tinggal di sekitar kampus agar fokus pengerjaannya,” ucapnya

Terkait syarat penyelesaian publish jurnal terindeks Sinta 1 atau 2 atau internasional bereputasi tidak bisa menjadi hambatan.

"Membuat jurnal sebenarnya sangatlah mudah, sulit itu bagi yang belum mencoba. Bahkan dulu banyak skripsi mahasiswa harus bisa dipublish di jurnal internasional. Yang menjadi catatan adalah kualitas pembimbingnya yg diharapkan serius mendampingi," ungkap mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati tersebut.

Kasubdit Ketenagaan, Mamat S Burhanuddin menambahkan bahwa kegiatan ini ingin menghasilkan treatment agar penerima beasiswa on going bisa lulus tepat waktu.

“Kemenag akan membuat kebijakan sesuai kebutuhan, misalnya mengeluarkan edaran tentang sanksi bagi yang lambat lulus atau aturan tentang penyesuaian di masa pandemi," kata Mamat.

Ummu Shofiyah selaku Leading Sector Program menekankan pentingnya laporan persemester untuk memantau perkembangan mahasiswa penerima beasiswa.

“Aplikasi http://5000doktor.diktis.id/ akan dimaksimalkan untuk memantau progress report permahasiswa, apakah sudah tahap ujian proposal, pembimbingan, ujian kelayakan, ujian kompre, ujian tertutup, ujian terbuka, atau malah tidak ada progres studinya,” pungkasnya. ogie


Tags: