Direktur PD Pontren dalam arahannya saat penyusunan Pedoman Madrasah Diniyah Model

Direktur PD Pontren dalam arahannya saat penyusunan Pedoman Madrasah Diniyah Model

Jakarta (Pendis)-- Direktoran Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) menyusun pedoman Madrasah Diniyah Model (MDM) bersama beberapa stackholder terkait. Pertemuan ini akan berlangsung mulai 12-14 April mendatang di Hotel Luminor, Jakarta Barat.

Direktur PD Pontren,  mengatakan, berdasarkan data emis 2021/2022 jumlah Madrasah Diniah Takmiliyah (MDT) 84.740 saat ini yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ia berharap MDT tidak hanya berperan sebagai pelengkap akan tetapi bisa menjadi komplemen bagi para siswa. Apalagi, di beberapa kabupaten/kota sudah memiliki peraturan daerah terkait Madrasah Diniyah yang terintegrasi dengan sekolah selain MDT yang menjadi satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.

"Bagaimana kepedulian negara terhadap MDT ini bukan hanya sekedar ada regulasi tapi kita sebagai pengelola juga konsen bahwa madrasah diniyah takmiliyah yang sudah menjadi perhatian pemda itu dikelola dengan baik dan profesional meskipun non formal," ungkapnya.

Menurutnya, investasi di dunia pendidikan itu tidak secepat membalikkan telapak tangan, akan tetapi butuh proses dan tahapan yang harus dilalui sehingga akan merubah wajah pendidikan di kemudian hari.

"Kalau MDM ini tahun ini mulai disemaikan, boleh jadi baru kelihatan 15 tahun yang akan datang. kita sendiri bukan yang akan menikmati. Tapi ayo memulai," ajaknya.

Diharapkan dengan adanya penyusunan MDM ini akan memberi warna baru yang lebih baik di dunia Madrasah Diniyah dari segi kurikulum serta tenaga pendidik. "Sehingga ada satu atau dua di setiap daerah yang memiliki MDM Percontohan."

Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Madrasah Diniah Takmiliyah, Sakdiyah, mengatakan, pertemuan ini dilakukan untuk mendesain Madrasah Diniyah Percontohan dengan kriteria , baik dari manajemen pengelolaan, maupun quality proses dan isi pendidikan.  

"Kami ingin memastikan bahwa apa yang bisa disimpulkan sebagai madrasah percontohan itu seperti apa sehingga bisa menjadi model untuk madrasah yang lainnya," tutupnya.