Kinerja Kemdiknas Belum Optimal

Kinerja Kemdiknas Belum Optimal

JAKARTA- Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Muslim menilai penambahan wakil menteri pendidikan lebih disebabkan kinerja dan program yang ada di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) sampai saat ini belum berjalan secara optimal.

"Penambahan wakil menteri diknas menunjukkan kinerja dan program dari Kementerian Pendidikan Nasional itu belum optimal. Masih banyak program yang belum tepat sasaran kepada anak didik," ujarnya saat dihubungi Suara Merdeka, kemarin.

Menurutnya, sejumlah program dari Kemdiknas yang menggunakan anggaran sangat besar, justru tidak memberikan dampak positif langsung kepada para siswa.

"Pemerintah seperti kurang memperhatikan nasib sekolah-sekolah di daerah perbatasan dan juga pelosok-pelosok. Kenapa anggaran tidak diporsikan lebih banyak untuk yang ada di sana?" ujarnya.

Dia mengatakan, sesuai dengan konstitusi, anggaran untuk pendidikan sangat besar, yakni 20% dari APBN. "Tetapi sebagian besar lebih banyak dikeluarkan untuk belanja pegawai. Kalau sesuai dengan kosntitusi, saya rasa tidak akan ada sekolah-sekolah yang roboh," ungkapnya.

Untuk saat ini, kata Muslim, yang harus menjadi fokus dari pemerintah adalah masalah persebaran tenaga pengajar ke daerah-daerah yang terpencil. Sebab, ungkapnya, persebaran para guru belum merata.

Di mana masih menumpuk di daerah kota, sedangkan di daerah pelosok dan perbatasan jumlah pengajar masih sangat minim.

"Kami minta pemerintah tegas dalam hal persebaran guru, karena ini masalah sangat serius. Masih banyak daerah yang kekurangan, sedangkan di satu sisi di daerah tertentu kelebihan guru. Para guru juga harus ditempatkan di mana saja," harap Muslim.

Berubah Nama

Ke depan, anggota Komisi X itu berharap pemerintah mau mengutamakan pembangunan fisik guna menunjang pendidikan di Indonesia.

"Antara fisik dan mutu harus sejalan, tapi fisik itu utama. Karena segala infrastruktur tersebut menyangkut laboratorium, alat peraga, dan perpustakaan. Sejalan dengan itu, mutu para tenaga pendidik juga harus ditingkatkan," kata Muslim.

Untuk diketahui, Sabtu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha mengumumkan perubahan nama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Karena itu, Presiden berencana melantik dua wakil menteri baru, yaitu Musliar Kasim sebagai calon wakil menteri Bidang Pendidikan dan Prof Wiendu Nuryanti sebagai calon wakil menteri Bidang Kebudayaan.

Banyak kalangan menilai penambahan wakil menteri serta perubahan dari Kemdiknas menjadi Kemendikbud dinilai tidak akan efektif.

Dalam sisa waktu yang hanya tinggal tiga tahun ini, sulit mencapai target sesuai dengan harapan.

Efek dari perubahan nama itu akan panjang, misalnya mulai dari masalah tata kelola kementerian, administrasi hingga penggantian papan nama dan kop surat di seluruh jajaran bidang pendidikan. (K32-75)


Tags: